Untuk dapat mengamatinya, cukup mencari tempat yang bebas polusi cahaya, medan pandang bebas penghalang, serta kondisi cuaca juga cerah.
Selain itu, komet tersebut dapat diabadikan dengan kamera DSLR maupun CCD yang terpasang dengan teleskop dan terhubung pada laptop atau komputer.
"Karena kesempatan mengamati komet ini, hanya sekali seumur hidup! Jadi, jangan lewatkan momen ini," kata dia pada Rabu, 11 Januari 2023, dikutip dari situs Edusainsa BRIN.
Andi menambahkan, komet C/2022 E3 (ZTF) tidak dapat ditentukan periodenya, hal itu dikarenakan bentuk orbit yang hiperbola sehingga terdapat dua titik lenyap di jarak tak berhingga.
Baca Juga: Gerhana Bulan dan Hujan Meteor Komet Halley di Akhir November, Tandai Kalendermu
"Beberapa astronom ada yang memperkirakan periode komet ini 260.000 tahun (dihitung dari 360 derajat ekliptika dibagi dengan gerak harian 13,6 milidetik busur per hari) atau bahkan 50.000 tahun (dengan membalik eksentrisitas agar dapat bernilai antara 0 hingga 1)," terangnya.
Meski demikian, menurut Andi, karena memiliki orbit hiperbolik, komet tersebut akan datang satu kali seperti halnya asteroid Oumuamua.
"Diduga, komet ZTF ini adalah salah satu objek langit antarbintang karena bentuk orbitnya yang hiperbolik," ungkap dia.***