Mengenal Komodo Lebih Dekat, Sejarah dan Fakta Reproduksinya

- 3 November 2020, 06:45 WIB
Komodo, Hewan Purba di Indonesia
Komodo, Hewan Purba di Indonesia /Pixabay/5477687

MALANG TERKINI - Pulau Komodo adalah salah satu dari tujuh keajaiaban dunia. Komodo sendiri merupakan hewan purba yang dilindungi, terlebih hanya terdapat di Indonesia.

Pada tahun 1910, Letnan Jacques Karel Henri van Steyn van Hensbroek berangkat ke pulau Komodo dan mengirimkan foto serta kulit binatang hewan purba tersebut kepada Pieter Ouwens, Direktur Java Zoological Museum dan Botanical Garden di Buitenzorg.

Ouwens kemudian menyadari bahwa hewan tersebut belum dikenal di dunia sains dan segera menebitkan deskripsi formal pertama tentang hewan yang baru diketemukan tersebut.

Baca Juga: Hampir Pasti Akurat, Makhluk Misterius Ini Bisa Memprediksi Adanya Gempa dan Tsunami

Komodo memiliki bisa dan terbilang cukup mematikan. Hal ini dikarenakan gigitannya sangat kuat ditambah dengan bisa yang berasal dari ribuan kelenjar racun dari gusinya.

Indra penciuman komodo terhadap darah juga sangat tajam. Ia bisa mencium mangsa dari jarak 10km. Oleh karena itu, perempuan yang sedang haid dilarang terlalu dekat dengan habitat komodo karena tajamnya penciuman hewan langka ini.

Dilansir MALANG TERKINI  dari portaljember.com, Habitat Terganggu, Komodo Betina Lakukan Ini untuk Regenerasi, Komodo merupakan hewan karnivora yang biasa memangsa hewan-hewan seperti rusa, babi hutan, dan kerbau.

Baca Juga: Khofifah Tetapkan UMP Provinsi Jatim Naik 5,65 Persen

Ada banyak faktor yang menyebabkan komodo terancam punah. Sejauh ini berdasarkan informasi dari situs Taman Nasional Komodo, kadal besar ini hanya dapat dijumpai di alam liar pada dua pulau di Indonesia, yaitu Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Ancaman lainnya, datang dari manusia yang membuat tempat hidupnya musnah. 

Adanya wacana pembangunan Jurasic Park yang disusul dengan viralnya foto komodo berhadapan dengan truk di media sosial memancing geram netizen.

Lalu diikuti sebuah surat edaran penutupan akses publik ke pulau Rinca dari pihak Balai Taman Nasional Komodo membuat msyarakat semakin khawatir dengan eksistensi hewan purba ini hingga tagar save komodo menjadi viral.

Baca Juga: Cara Mudah Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11 Lewat Hp Lengkap Tips Supaya Lolos, Hanya 3 Hari Saja!

Sejatinya, komodo tidak hanya bereproduksi dengan cara kuno, yaitu dengan perkawinan (seksual) komodo betina dan komodo jantan untuk menghasilkan keturunan. Komodo juga bisa bertelur tanpa kawin (aseksual), melalui semacam proses kelahiran tanpa pasangan yang disebut partenogenesis.

Dijelaskan dalam makalah yang berjudul 'Fertilisasi Pada Hewan' oleh mahasiswa fakultas Kedokteran Hewan Udayana, partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual. Hewan betina dapat memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi (pembuahan atau perkawinan).

Pada beberapa kasus, partenogenesis merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan hewan tertentu untuk berkembang biak.

Pada umumnya hewan-hewan melakukan partenogenesis pada kondisi tertentu. Reproduksi dengan cara ini diyakini lebih cepat daripada reproduksi secara seksual.

Kemampuan ini diperoleh secara turun-temurun dan menjadi cara komodo berkembangbiak ketika komodo berada dalam kondisi hidup tanpa memiliki pejantan, utamanya saat ia terdampar di sebuah pulau.

Baca Juga: Nassar Dikabarkan Bangkrut, Muzdalifah Beri Komentar Singkat

Uniknya, hasil partenogenis komodo melalui proses genetik ini selalu menghasilkan komodo berjenis kelamin jantan, sedangkan telur yang mengandung sel kromosom betina tidak dapat bertahan.

Hal ini dapat terjadi karena kromosom seks pada manusia dan komodo berbeda. Pada manusia, pria memiliki kromosom seks laki-laki dan perempuan. Sedangkan pada komodo, betinanya memiliki kedua kromosom itu (laki-laki dan perempuan).

Komodo betina memiliki satu kromosom W (X) dan satu kromosom Z (Y), sedangkan komodo jantan memiliki dua kromosom Z (Y).

Ketika proses parthenogenesis terjadi, kromosom W atau Z akan diduplikasi dan akan menghasilkan telur berkromosom WW atau ZZ.

Baca Juga: Tuai Banyak Kecaman, Presiden Prancis Keluarkan Jawaban Pakai Bahasa Arab

Telur dengan kromosom WW tidak dapat bertahan hidup, dan telur berkromosom ZZ bisa berkembang, sehingga dihasilkan komodo yang berjenis kelamin jantan.

Salah satu bukti kemampuan komodo berpartogenesis terjadi beberapa tahun lalu di kebun binatang Chattanooga, Tennessee yang mengumumkan menetasnya tiga ekor komodo (Varanus komodoensis) di penangkaran.

Hasil uji menunjukkan bahwa komodo yang baru menetas ini hasil partenogenesis, di mana induknya tidak kawin dengan jantan. Ini adalah kali ketiga komodo itu berhasil menetaskan anak komodo sejak menghuni kebun binatang.*** (Alim Hajar Ikramah/portaljember.pikiran-rakyat.com)

Editor: Devi Ratnaning Ayu

Sumber: Portal Jember Taman Nasional Komodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x