Waspada, Berlebihan dalam Menggunakan Deodoran Bisa Picu Penyakit Kronis Ini

31 Januari 2021, 11:06 WIB
Ilustrasi deodoran atau body spray /PIXABAY/shabbysgd

MALANG TERKINI - Deodoran menjadi salah satu produk kecantikan yang wajib untuk digunakan setiap hari. Seperti ada yang kurang jika lupa atau tidak menggunakannya saat akan beraktivitas sehari-hari.

Deodoran memiliki berbagai jenis dan bentuk, ada jenis roll-on, compact/padat, dan spray.

Fungsi deodoran sebenarnya adalah untuk mencegah pertumbuhan bakteri penyebab bau badan yang menempel pada ketiak.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta 31 Januari 2021: Kesabarannya Habis, Andin Resmi Gugat Cerai Aldebaran

Pemakaian deodoran sebaiknya disesuaikan dengan aktivitas yang Anda lakukan. Jadi, jika memang Anda diharuskan menggunakan deodoran setiap hari, Anda harus bisa memastikan jika kondisi kulit Anda tidak mengalami masalah.

Namun, ada dampak buruk jika menggunakan deodoran secara berlebihan, beberapa dampak tersebut bisa memicu munculnya penyakit kronis.

Sebagaimana MalangTerkini.com lansir dari Lingkar Madiun dalam artikel "Ini Akibat Pemakaian Deodoran Berlebihan, Salah Satunya Bisa Menyebabkan Masalah Jantung"

Para ahli mengkhawatirkan banyak remaja yang menggunakan deodoran dalam jumlah yang berlebihan, dan memperingatkan bahwa menghirup bahan kimia tersebut dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit, asma, dan masalah pernapasan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, hal itu dapat menyebabkan masalah jantung yang fatal.

Baca Juga: 5 Tanaman Hias Termahal di Dunia, Tembus Angka Miliaran Rupiah

Dr. Maureen Jenkins, direktur departemen alergi klinis menjelaskan bahwa satu dari tiga orang dewasa di Inggris memiliki beberapa bentuk alergi asma, rinitis atau eksim dan gejala mereka diperburuk oleh produk pewangi seperti deodoran dan parfum

“Bahkan orang yang tidak memiliki alergi pun mungkin sensitif terhadap bahan kimia dalam produk pembersih toilet, dapur, dan sebagainya. Mereka menyebabkan kesulitan seperti mual dan sakit kepala," katanya

Label pada deodoran biasanya menyatakan bahwa mereka tidak boleh digunakan di dalam ruangan, tetapi seringkali tidak dihormati. Mereka biasanya memercikkannya ke toilet dengan jendela tertutup.

Contoh paling terkenal adalah Jonathan yang berusia 16 tahun yang menderita stroke dan meninggal.

Otopsi menemukan kadar butana dan propana dalam dosis yang mematikan. Gas-gas yang ditemukan di aerosol disimpan di tubuhnya selama berbulan-bulan.

Baca Juga: 5 Manfaat Mengejutkan dari Air Rebusan Kacang Hijau, Meningkatkan Kesuburan

Dalam laporan itu ahli patologi menulis bahwa Jonathan adalah remaja normal yang meninggal karena penggunaan deodoran yang berlebihan.***(NInik Kurnia/Pikiran Rakyat)

Editor: Ianatul Ainiyah

Sumber: Lingkar Madiun

Tags

Terkini

Terpopuler