Selain itu, alasan lainnya karena pada tahun 1899 pernah terjadi pertarungan di atas Segitiga Hala’ib, yang kala itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris.
Sejak saat itu, tidak ada orang yang menghuni wilayah tersebut dan tidak ada undang-undang yang mengatur.
Walau tak ada negara yang menginginkannya, nyatanya Bir Tawil pernah diakui beberapa pihak. Seperti, pada tahun 2014 lalu, pria asal AS pernah menjadikan anak perempuannya sebagai putri “Kerajaan Sudan Utara”.
Kemudian seorang pria India bernama Suyash Dixit, mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin dari sebidang tanah tersebut.
Meski ada saja yang mengakui, nyatanya sampai saat ini Bir Tanwil masih wilayah bebas tanpa pemilik.***