Network
MALANG TERKINI – Ustadz Khalid Basalamah, berikut ini akan kami paparkan profil, biodata, aktivitas dakwah.
Ustadz Khalid Basalamah dengan nama lengkap Ustadz Dr. Khalid Zeed Abdullah Basalamah, Lc., M.A. lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 1 Mei 1975.
Ustadz Khalid memiliki latar belakang pendidikan S1 di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Sementara, Ustadz Khalid menjalani pendidikan S2 di Universitas Muslim Indonesia dan S3 di Universitas Tun Abdul Razak, Malaysia.
Baca Juga: Khalid Basalamah Beri Klarifikasi dan Minta Maaf soal Wayang
Nama Basalamah pada nama belakang Ustadz Khalid merupakan nama marga. Marga Basalamah merupakan nama marga yang diambil dari Arab Hadramaut.
Arab hadramut berasal pada nama keluarga keturunan bangsa Arab dari Hadramaut Yaman, yang terletak di Jazirah Arab bagian selatan.
Penamaan marga dipilih berdasarkan kabilah, tempat, asal, sejarah dan juga kebiasaan serta sifat nenek moyang tersebut.
Baca Juga: WASPADA KOMORBID! Faktor Utama yang Memperparah Gejala Virus Covid-19
Ustadz Khalid diketahui merupakan pemimpin sekolah Rahmatan Lil 'Alamin Boarding School di Kabupaten Solok, Sumatra Barat.
Ustadz Khalid Basalamah dikenal sebagai salah satu ustadz yang sangat berpegang teguh dengan ajaran yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW yang disebarkan oleh Sahabat, Tabiiin dan juga para Imam empat.
Pada Februari 2022 ceramahnya viral di media sosial, dalam ceramahnya ini ia menyatakan bahwa umat Muslim harus meninggalkan wayang kulit karena dilarang dalam Islam.
Awal mula ia mengisi aktivitas dakwahnya pada tahun 1999. Ustadz Khalid Basalamah mulai mengisi khotbah Jumat di tempatnya mengajar dan menempuh pendidikan untuk gelar master, Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Baca Juga: Ustadz Khalid Basalamah Terangkan Adab Saat Mengalami Mimpi Buruk Menurut Rasulullah SAW
Saat itu juga ia memenuhi tawarannya menjadi khatib dan mengundurkan diri sebagai dosen. Ia juga memulai membuka kelas hadits secara gratis.
Ustad Khalid Basalamah juga dikenal membagikan aktivitas dakwahnya melalui media sosial agar menjangkau khalayak yang luas dengan gaya bahasa yang sederhana.
Hal ini merujuk pada Proceeding of Conference on Contemporary Issues in Philosophy and New Islamic Civilization (CCI-PHONIC). Authority and Fatwa: Analysis of Content on Religious Lectures About Women on Social Media karya Mohammad Muhtador dari IAIN Kudus.
Dalam buku tersebut dikatakan bahwa, Khalid Basalamah menggabungkan pengetahuan akademisi berdasarkan kitab-kitab ulama terdahulu seperti Bulughul Maram karya Ibnu Hajar al-'Asqalani atau Minhajul Muslim karya Abu Bakar al Jazairi, dengan penyampaian prasarana modern seperti YouTube dan media sosial lainnya.
Hal ini juga dibahas pada buku Problematika Dakwah di Media Sosial karya Dr. Erwin Jusuf Thaib, S.S., M.Ag.
Dalam bukunya tersebut membahas fenomena dai yang memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah mereka pada periode 2010 belakangan.
Baca Juga: Walikota Solo Ungkap Kekaguman atas Pertumbuhan dan Konsep Bisnis PRMN
Ustadz Khalid mendapatkan penghargaan Ulama dan Dai kehormatan dari Multaqo Adduat dan Ulama Asia Tenggara melalui pertemuan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Eropa, dan Afrika ke-3 pada tahun 2017.
Ustadz Khalid juga menekuni beberapa aktvitas bisnis melalui PT Ajwad dan menjadi Ketua Umum Yayasan Ats-Tsabat Jakarta Timur. Selain itu, Ustadz Khalid menerbitkan sebuah buku, Palestina yang Terlupakan, pada tahun 2018.
Itu tadi informasi mengenai profil dan biodata Ustadz Khalid Basalamah lengkap dengan latar belakang pendidikan dan aktivitas dakwahnya.***
