Apa Itu Stoikisme? Ingin Hidup Bahagia Tanpa Kecemasan, Ini Penjelasannya

MALANG TERKINI – Mungkin kata stoikisme mulai banyak didengar di kalangan masyarakat yang berkaitan dengan pandangan hidup, keinginan hidup yang bahagia tanpa kecemasan.

Stoikisme menjadi salah satu pandangan hidup yang bahagia walaupun menghadapi berbagai tantangan hidup.

Salah satu komedian mengklaim dirinya menjalani stoikisme dalam hidupnya adalah Raditya Dika seperti pengakuannya saat ditanya oleh Cinta Laura dalam podcast Puella ID.

Baca Juga: 3 Cara Mengendalikan Diri dari Filofosi Stoikisme, Salah Satunya Mengubah Persepsi dalam Menghadapi Penolakan

Stoikisme dijelaskan dalam podcast Puella ID, 19 September 2021 mengenai pengertiannya yaitu cara yang menekankan dimensi internal manusia seseorang sehingga orang yang stoik dapat hidup bahagia ketika ia tidak terpengaruh oleh hal-hal diluar dirinya.

Ilmu stoikisme menegaskan bahwa semua yang ada di sekitar kita dapat terjadi karena adanya sebab dan akibat, namun pada dasarnya filosofi ini mengajarkan adanya 2 hal yang selalu ada di dunia ini.

Dua hal yang ada di dunia ini adalah hal yang dapat kita kendalikan dan hal yang tidak dapat kita kendalikan.

Karena sebenarnya kita tidak dapat dengan mudah mengendalikan kejadian diluar diri kita sendiri tapi yang dapat kita kendalikan adalah diri kita dan respon kita terhadap apa yang terjadi.

Baca Juga: Ijazah Doa Mudik dari KH Achmad Chalwani untuk Keamanan Diri dan Harta Benda yang Dibawa atau Ditinggalkan

Seorang stoikisme itu orang yang menerima situasi apa adanya, dijelaskan oleh Raditya Dika jika ada yang benci dengan dia maka ya udah begitu pula sebaliknya jika ada yang suka ya sudah cukup segitu aja.

Raditya dika menjelaskan pula pandangan stoikisme awalnya bermula saat dia merasakan sedih filmnya tidak laku.

Dijelaskannya bahwa rasa sedih ini sering terjadi karena cara kita dalam menginterpretasikan suatu kejadian.

Sehingga perasaan sedih itu sebenarnya bisa terjaga apabila jika kita tahu bagaimana mengontrol reaksi ini.

Raditya Dika juga menjelaskan bahwa pandangan hidup stoikisme itu melihat sebuah kegagalan dalam sudut pandang sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dapat menjaga perasaan, pikiran dan motivasi kita.

Baca Juga: Willie Salim Feat Anggun Makan Bakso Raksasa Super Pedas Isi 1 Kambing Utuh

Termasuk kejujuran dalam mengungkapkan perasaan akan lebih indah dan efektif daripada hanya ingin membuat orang tersebut kagum dengan diri kita.

"Jujur aja deh dengan perasaan," ucap Raditya Dika.

Dalam hal relationship, pandangan stoikisme ini lebih suka pada jujur di awal hubungan sehingga tidak membangun ekspektasi yang berlebihan bahkan tidak realialistis.

Dasar hubungan yang demikian ini pada akhirnya akan menjadi sumber konflik pada hubungan itu sendiri.

Untuk itu pandangan stoikisme biasanya menjadi dirinya sendiri dan lebih percaya diri walaupun sebelumnya pernah pula menghadapi pahitnya hidup.

Baca Juga: Cara Menyikapi Cinta yang Ditolak, Begini Menurut Teori Filsafat

Ilmu stoikisme lebih mengajarkan pada bagaimana kita mengendalikan diri kita sendiri, merelakan yang sudah berlalu, serta menerima apa yang sudah terjadi namun berusaha yang terbaik untuk masa depan.

Prinsip dasar pandangan stoikisme dalam mengatasi masalah.

1. Ada hal tidak dapat diubah oleh diri kita, misalnya orang merundung kita dan itu tidak bisa kita ubah jadi yang harus kita lakukan adalah penerimaan diri kita sendiri atas apa yang kita miliki.

2. Mendapatkan teman lebih banyak untuk mengubah pandangan mereka terhadap kita.

Itulah stoikisme, sebuah pandangan hidup yang menuju kebahagiaan dan menghilangkan kecemasan.***