Network
MALANG TERKINI – Dalam ilmu Psikologi, seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang sehat apabila sehat secara mental dan emosi. Kesehatan emosi dan mental seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, khususnya dalam periode anak-anak.
Salah satu dari berbagai faktor yang mempengaruhi masa pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut adalah pola pengasuhan orang tua. Pola pengasuhan yang baik dapat mempengaruhi kondisi emosi dan mental anak kedepannya ke arah yang baik.
Pola pengasuhan orang tua yang baik terhadap anak contohnya adalah dengan memberikan rasa perhatian yang tulus dan adanya keterbukaan kepada anak. Contoh dari bentuk perhatian yang tulus tersebut adalah dengan cara menanyakan kegiatan harian anak.
Baca Juga: 4 Kegiatan yang Bisa Dilakukan saat Menghabiskan Waktu Bersama Orang Tua
Sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com (PR) dalam cuitan akun @disyarinda pada 18 Oktober 2022. Disya Arinda selaku spesialis psikologis menyampaikan bahwa rasa perhatian dan keterbukaan orang tua itu mempengaruhi emosional dan mental anak.
“Anak yang sehat dari segi emosi dan mental mayoritas tumbuh dalam keluarga yang memiliki perhatian yang cukup, khususnya dari orang tua” ucap Disya Arinda.
Menurut Disya Arinda terdapat contoh salah satu kebiasaan yang mempengaruhi emosi dan mental anak yaitu dengan menanyakan keadaan hari-harinya.
“Keterbukaan antara anak dan orang tua menjadi salah satu kunci penting dan tentunya dengan didahului oleh perhatian yang tulus” tutur psikolog wanita tersebut.
Baca Juga: 3 Cara Memahami Anak Menurut Pakar, Orang Tua Perlu Tahu!
Apabila seorang anak diberi suatu perhatian yang tulus dan cukup, maka akan menumbuhkan perasaan layak dicintai oleh orang lain.
“Seorang anak tersebut akan tumbuh dengan didampingi oleh suatu perasaan saya layak dicintai oleh orang-orang yang saya percaya” kata wanita berhijab tersebut.
Timbulnya rasa dicintai tadi dapat meminimalisir rasa insecurity atau ketidakpercayaan diri yang terdapat dalam diri anak.
Apabila rasa insecure ini sudah berkurang maka nantinya anak akan menangkap maksud perhatian dari orang lain sebagai suatu hal yang layak dan pantas untuk didapatkan.
“Ketika rasa insecure tidak mendominasi, maka akan memaknai suatu perhatian dari orang lain sebagai hal yang layak didapatkan” kata wanita cantik tersebut.
Menurut Disya Arinda, anak-anak yang tumbuh dengan perhatian yang tulus dan cukup maka ketika dewasa akan dengan mudahnya dapat memberikan perhatian kepada orang terdekatnya.
“Oleh sebab itu individu yang memiliki perhatian yang cukup jarang merasa insecure dan lebih bisa terbuka dan berkomunikasi dua arah” lanjutnya.
Dari perhatian dan keterbukaan ini, nantinya anak diharapkan mampu mendengarkan dan menyampaikan apa yang mereka rasakan.
Selain itu, menurut Disya Arinda respon atau tanggapan dari orang tua juga berperan penting dalam mengupayakan anak agar jauh lebih terbuka.
“Orang tua mungkin juga bisa belajar bagaimana cara merespons yang empatik dan dengan sekedar restatement, sepertinya hal tersebut sudah cukup” lanjutnya.
Pesan Disya Arinda dalam cuitan Twitternya adalah kita harus menyadari bahwa kita bukanlah orang tua kita yang ada di masa lalu. Tapi, kita memiliki daya untuk belajar dan mengubah agar menjadi orang tua versi diri kita masing-masing.
“Tidak ada orang tua yang sempurna, oleh karena itu jadilah orang tua yang mau belajar dan tetap mencoba” lanjutnya.***
