MALANG TERKINI - Stoikisme merupakan aliran filsafat yang mengarahkan kita dalam hal mengontrol segala emosi negatif dan menerima apapun yang kita alami saat ini.
Ruang lingkup pemahaman stoikisme dibatasi oleh hal-hal yang berkaitan dengan keadaan yang tidak bisa diubah dan bisa diubah oleh seseorang.
Kondisi tersebut sejalan dengan tafsiran self mastering, yang berarti dapat menguasai diri dengan cakap, tenang dan bijaksana.
Aliran filsafat Stoik mengkategorikan dua pokok pembahasan penting yaitu dimensi internal dan eksternal.
Baca Juga: Doa Pagi Hari Senin, Baca Sebelum Berangkat Kerja Agar Bahagia Sepanjang Hari!
Secara sederhana, dimensi internal meliputi hal atau kondisi yang dapat diubah oleh seseorang. Sedangkan dimensi eksternal merupakan peristiwa yang tidak dapat diubah oleh manusia.
stoic merupakan julukan bagi orang yang menganut aliran filsafat ini.
Filsafat Stoikisme ditengarai menjadi 'ramuan' mujarab tidak hanya bagi para generasi milenial di zaman modern.
Sejarah stoikisme
Istilah Stoikisme berasal dari bahasa Yunani, stoa yang berarti beranda atau serambi. Hal tersebut berkenaan dengan 'Beranda berlukis' nama sekolah di Athena, Yunani.
Di sana Zeno pertama kalinya mewariskan aliran filsafat stoik dan memberi dampak besar terhadap para muridnya.
Baca Juga: Dusan Vlahovic Profil dan Biodata Lengkap Penyerang Muda Juventus Asal Serbia
Stoikisme lahir di Yunani sekitar abad ke-3 SM. Aliran ini pertama kali dikemukakan oleh filsuf bernama Zeno dari Citium.
Setelah Zeno, aliran filsafat ini tetap eksis berkat filsuf ternama yunani yang turut menganutnya yakni Epictetus, Marcus Aurelius dan Seneca.
Ketiga filsuf tersebut memiliki profesi yang berbeda. Epictetus sebagai mantan budak, Seneca merupakan politisi di era Kaisar Nero dan Marcus Aurelius adalah Seorang kaisar.
Saat ini, tercatat kurang lebih 2000 tahun usia aliran filsafat stoikisme yang masih relevan di tengah masyarakat modern.
Prinsip dasar stoikisme
Ideologi Stoikisme memandang semua hal yang terjadi bersifat netral. Tidak ada dikotomi antara baik dan buruk di dalamnya.
Baca Juga: Teks Lirik Lagu Lengkap Aisyah Istri Rasulullah yang Dipopulerkan oleh Syakir Daulay
Hal yang dapat menjadikan sebuah peristiwa menjadi baik dan buruk adalah tafsiran manusia itu sendiri dalam melihat segalanya.
Ada beberapa langkah untuk mengaplikasikan pola pikir stoikisme agar hidup bahagia dan tenang diantaranya,
1. Memilah dimensi internal dan eksternal
Dalam ajaran Stoikisme kita di ajarkan untuk dapat mengendalikan emosi negatif. Kita perlu tahu apa saja hal yang dapat kita ubah dan tidak bisa diubah.
Memikirkan hal yang terjadi sekarang dan mensyukurinya jauh lebih baik ketimbang mengkhawatirkan semua pikiran yang pada eksternal diri kita.
2. Menerima takdir yang terjadi
Aliran Stoikisme memiliki prinsip bahwa segala sesuatu berjalan beriringan sesuai dengan takdir, bukan seperti yang kita ingingkan.
Sebagai manusia memiliki harapan merupakan hal wajar, cuma bagaimana kita mengelola harapan itu dengan bijak dan baik agar tidak terjurumus dalam sebuah ekspektasi.
3. Mempunyai sudut pandang luas
Untuk menumbuhkan sikap seperti itu tentunya perlu latihan. Memiliki perspektif luas dapat dicapai dengan mengelola cara kita melihat peristiwa.
Sederhananya, yang dahulu kita terbiasa menilai terlebih dahulu. Sekarang belajar untuk melihat secara objektif suatu realita.
4. Mempersiapkan diri dan keluar dari zona nyaman
Kehidupan memiliki etape, kita tidak hanya bisa merasakan kebahagiaan tetapi juga kesedihan. keselarasan itu yang perlu kita kelola.
Hal ini sejalan dengan ajaran stoikisme yang menafsirkan bahwa manusia harus siap untuk menghadapi konsekuensi yang terjadi dalam hidupnya.
5. Lakukan yang terbaik versi dirimu
Melakukan hal yang baik terkadang sukar untuk memulainya. Sedangkan, tidak ada yang menjamin kehidupanmu selain diri sendiri.
Maka dari itu, manfaatkan waktu kamu untuk hal-hal positif. Dengan itu, kamu telah merencanakan kehidupan yang baik dimasa mendatang.
Seperti yang telah dipaparkan, stoikisme merupakan aliran filsafat yang berfokus pada pengendalian diri seseorang terhadap sebuah emosi.
Yuk, mulai sekarang belajar mengendalikan pikiran, perasaan, ucapan, hingga tindakan agar hidup kita tenang dan bahagia.***