Setelah menghina dan menendang Mande Rubayah, Malin Kundang kembali berlayar bersama sang istri dengan kapal besar nan megahnya.
Mande Rubayah yang tak kuasa menahan sakit hatinya, menangis terisak-isak dipinggir pantai dan berdoa kepada Tuhan.
Jika ia (anak laki-laki) bukanlah anaknya maka ia memaafkannya, namun jika ia adalah Malin Kundang anak semata wayangnya.
Maka ia ingin pria yang ia yakini sebagai Malin Kundang tersebut mendapat hukuman dari Tuhan atas sikap congkak dan durhakanya kepada ibunya.
Saat Malin Kundang dan istri berada di tengah laut, cuaca cerah seketika berubah menjadi badai dasyat yang ahrinya menghancurkan kapal besar tersebut menjadi berkeping-keping.
Baca Juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 133, Apa yang Dimaksud Kesenjangan Sosial Ekonomi?
Tubuh Malin berubah menjadi batu dan tubuh istrinya berubah menjadi ikan-ikan kecil.
Dari cerita rakyat Malin Kundang diatas, bisa diambil pesan moral bahwa jangan pernah melupakan jasa orang tua karena telah merawat tanpa imbalan. Bahkan sampai berbuat durhaka.***