Tidak ada pijakan ilmiah dalam pseudosains. Mereka menyortir bukti empiris yang hanya mendukung pernyataannya saja dan mengabaikan bukti lain yang tidak sesuai dengannya.
4. Pseudosains mengandalkan bukti yang tidak akurat
Ilmuwan pseudosains umumnya mendapatkan nafkah dengan menjual layanan ‘palsu’, misalnya horoskop, prediksi, dan instruksi dalam mengembangkan kekuatan paranormal.
Terkadang, pseudosains menjadikan kepentingan politik dan bisnis sebagai pijakan. Padahal, tindakan itu dapat membahayakan orang-orang yang memercayainya.
Baca Juga: Apa Itu Mythomania? Gangguan Kepribadian yang Menyebabkan Seseorang Berbohong secara Terus-Menerus
5. Pengembang pseudosains memanfaatkan ketidaktahuan pihak tertentu
Bagi pengembang pseudosains, mereka akan memanfaatkan ketidakmampuan pihak tertentu untuk membuktikan klaim yang disajikannya.
Akhirnya, korban pseudosains adalah orang-orang yang rentan untuk memercayai klaim semu yang mereka buat.
6. Pengembang pseudosains membesar-besarkan klaim mereka tanpa melakukan pengujian terlebih dahulu
Pseudosains menekankan pada penegasan dibanding penolakan. Mereka juga kurang memiliki data yang terbuka pada suatu hasil uji yang dilakukan oleh ilmuwan.