Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Sampang, Madura yang Dijuluki Kota Sate
2. Permisif
Kebalikkan dari otoriter, pola asuh ini menjadikan orang tua sebagai "sahabat" anak-anak.
Terlihat mengasuh, tapi kelemahannya adalah terlalu bebas hingga mereka tidak mengetahui didunia nyata, ada konsekuensi atas perbuatannya.
Seperti contoh yang terjadi pada kasus MDS, ini karena pola asuh orang tua yang permisif dan merasa orang tuanya pejabat kalangan kaya dan bebas melakukan apapun.
Selain itu, bisa memaksa anak membuat banyak pilihan sebelum mereka siap.
3. Otoritatif
Sebagai jalan tengah antara otoriter dan permisif. Ini merupakan pola asuh yang menurut pakar aman dan mengurangi konflik.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Tempat Wisata di Sampang Madura yang Hits dan Wajib Dikunjungi Saat Berlibur
Anak merasa lebih aman untuk mengetahui batasan dan konsekuensi yang berlaku. Mereka dapat mengandalkan dan mempercayainya
Tidak seperti otoriter, pola asuh ini memberikan ruang bagi anak-anak untuk berdemokrasi, dalam artian menyampaikan masukkan meskipun terkadang tidak mendapat keputusan akhir.
4. Negligent
Mirip dengan permisif, tapi disini, orang tua benar-benar lepas tangan. Pakar tidak menyarankan pola asuh ini karena orang tua tidak mau terlibat untuk memantau perkembangan anak-anak, dampaknya anak-anak akan tumbuh dengan penuh depresi.
5. Pola asuh helikopter
bukan termasuk pola asuh resmi, tetapi salah satu yang tak luput dari perhatian dalam beberapa tahun terakhir seperti kebanyakan pendekatan (selain dari negligent), orang tua helikopter ingin melindungi anak-anak mereka, membuat mereka bahagia, dan mengatur mereka untuk sukses dengan sangat buruk sehingga mereka menjadi terlalu mengekang dalam hidup mereka.
Baca Juga: Rajin Minum Air Putih di Pagi Hari, Ini Manfaatnya
Dampaknya, anak-anak mereka tidak belajar bagaimana menemukan solusi mereka sendiri atau menahan kekecewaan apa pun.
6. Pola asuh bebas
Mirip dengan permisif, tapi lebih banyak mencakup aturan dan panduan.
Pola asuh bebas didefinisikan sebagai, mempercayai anak-anak untuk
Melakukannya secara mandiri. Dengan catatan tidak mengarah ke pola asuh yang lalai (negligent).