Pertunjukan juga akan ditambah dengan teknologi videomapping yang indah untuk memperkuat suasana pertempuran masa lalu antara armada Kesultanan Aceh yang dipimpin Laksamana Malahayati melawan armada perang Belanda.
Berlatar tahun 1500-an, Malahayati menceritakan kisah kebangkitan seorang pejuang wanita di angkatan laut Aceh kala itu. Kisah seorang laksamana wanita dalam dukanya atas kematian ayah dan suaminya serta kaum lelaki dalam pertempuran dengan Portugis.
Kenyataan itu tak dapat dia diterima dan dia bertekad untuk menuntut balas dengan membentuk Inong Balee, laskar perang berkekuatan 2.000 personel yang seluruh prajuritnya adalah perempuan.
Salah satu kesuksesan terbesar pasukan Inong Balee pimpinan Laksamana Malayahati adalah mematahkan perlawanan invasi armada Belanda yang dipimpin dua pengelana bersaudara, Cornelis de Houtman dan Frederik de Houtman. Malahayati menyuarakan keberaniannya untuk tidak menyerah pada nasib dan melanjutkan perjuangan menjaga kedaulatan Bumi Rencong dari tangan penjajah.***