Tak Layak Bersedih, Jawaban Ini Bisa Membuat Nabi Muhammad SAW Tersinggung di Akhirat Kata Gus Baha

26 Desember 2021, 16:53 WIB
Ilustrasi resep bahagia menurut Gus Baha. /Tangkapan Layar/Instagram @kajian.gusbaha

MALANG TERKINI - Sebagai umat Islam, kita ternyata tidak patut bersedih karena telah diberi nikmat yang sangat besar.

Perihal nikmat yang sangat besar ini disampaikan oleh KH Bahauddin Nursalim atau ulama ahli tafsir yang dikenal dengan Gus Baha.

Kata Gus Baha, kita sebagai umat Islam tidak layak bersedih, melainkan harus selalu bahagia karena kalau sedih bisa membuat Nabi Muhammad SAW tersinggung.

Baca Juga: Cara Berdoa Agar Mustajab, Kata Gus Baha Jangan Lakukan Ini Jika Tidak Mau Dianggap Kriminal oleh Allah

Sebagaimana dilansir Malang Terkini dari Instagram @ngajigusbaha, dijelaskan bahwa wajib bahagia, karena ibadah utama adalah bahagia.

"Kita harus selalu senang, karena kita diberi pemberian yang selalu membawa keagungan yang abadi," kata Gus Baha.

Keagungan itu adalah kita ini diberi anugrah oleh Allah berupa Nabi Muhammad SAW yang merupakan kenikmatan luar biasa.

Baca Juga: Singgung Soal Salat Awal Waktu, Gus Baha: Tidak Wajib, Jangan Salah

"Maksudnya kita diberi anugrah memiliki Nabi Muhammad SAW, mulane ibadah utama itu senang atau bahagia," jelas Gus Baha.

Gus Baha pun mengakui jika harus selalu senang juga harus memaksa diri untuk selalu bahagia.

"Saya itu sebenarnya kalau selalu bahagia itu ya terpaksa, tapi lama-lama terbiasa," jelas Gus Baha.

Jika tidak selalu bahagia, hal ini bisa menyinggung perasaan Nabi Muhammad SAW saat ditanya alasan sedih semasa hidup di dunia.

Baca Juga: Manusia Jangan Sampai Berhenti Berharap, Gus Baha: Belum Tentu Masa Depan Lebih Buruk dari Sekarang

"Malu dong jika kelak ditanya Nabi: Kamu di dunia bahagia kan?

"Susah, ya Rosulullah!

"Kok susah kenapa?

"Banyak utang, nggak punya uang.

"Tapi kamu dikasih nikmat paling besar, yaitu Nabi Muhammad SAW.

"Wah, itu nggak ada hubungannya, ya Nabi!

"Nah, jawaban itu kan menyinggung Nabi Muhammad SAW. Seakan-akan kamu diberi nikmat yang paling besar, malah tidak ada nilainya," jelas Gus Baha.

Baca Juga: Viral! Sopir Bus Main Game Saat Nyetir Jurusan Surabaya-Semarang, Warganet Gusar

Menurut Gus Baha, hal tersebut merupakan penghinaan terhadap Nabi, karena tidak dianggap sebagai nikmat yang memberi kebahagiaan.

"Itu kan penghinaan," tandas Gus Baha.

Itulah kenapa juga, Gus Baha kerap membiarkan para santri ramai-ramai sholawatan berisik, meskipun tidak jelas.

"Makanya kalau saya melihat santri-santri teriak sholawatan nggak jelas, tetap saya biarkan. Karena cara mereka bahagia dengan Nabi," jelas Gus Baha.

Baca Juga: Pilih Anak atau Istri? Gus Baha: Kamu Harus Lebih Sayang Anak Daripada Istri!

"Meskipun saya tahu bahwa teriakan sholawat itu bukan karena suka Nabi, tapi karena pengen teriak-teriak saja," sindir Gus Baha.

Tapi menurut Gus Baha itu wajar, karena dianggap merupakan sebuah latihan.***

Editor: Muhammad Isnan

Tags

Terkini

Terpopuler