Gagal Menikah Karena Pertimbangan Weton, Begini Tanggapan Tegas Gus Baha

30 Desember 2021, 15:59 WIB
Gagal Menikah Karena Pertimbangan Weton, Begini Tanggapan Tegas Gus Baha /Tangkap layar/Instagram @ngajigusbaha

MALANG TERKINI – Masyarakat Indonesia, seperti di Jawa misalnya, masih banyak yang percaya dengan weton atau ramalan-ramalan dalam kitab-kitab Primbon Jawa kuno.

Dalam hal menikah misalnya, mereka sering datang ke dukun atau melihat kitab primbon untuk mengetahui tingkat kecocokan calon jodohnya atau menentukan kapan hari yang pas untuk melaksanakan pernikahan.

Gus Baha dalam salah satu ceramahnya menjelaskan bahwa dalam menikah tidak perlu percaya dengan weton, primbon, atau ramalan-ramalan dari dukun.

Sebab para dukun itu, menurut Gus Baha, kalau bicara seolah-olah dirinya yang mengendalikan alam.

Baca Juga: Menikah dengan Pasangan yang Pernah Berzina Saat Pacaran Bolehkah? Kata Gus Baha Harus Lakukan Ini

Misalnya, seringkali dukun itu ngomong, “Salahnya gak ikut omonganku, wong Sabtu wage dengan Sabtu kliwon gak boleh kawin, akhirnya dapat bencana.”

“Lha, yang ngasih musibah dirinya (dukun) apa? Nauzubillah kalau saya sampai percaya dukun. Kalau Sabtu baik menurut dukun, saya tak milih Jumat. Yang penting gak nurut dukun,” kata Gus Baha.

“Kita harus melawan. Atas nama syariat kita harus melawan (ramalan dukun). Kita harus sesuai syariat,” lanjut Gus Baha.

Jadi, kalau menurut syariat menikah yang baik adalah menikah yang sesuai dengan gambaran Rasulullah maka itu yang harus dilakuan, yaitu menikah yang bisa menjaga diri dari maksiat perzinahan dan mengikuti sunah Rasul.

Baca Juga: Buntut Timnas Indonesia Dibantai Thailand di Final Piala AFF 2020, Isu Mafia Bola Kembali Mencuat di TikTok

Soal hari pernikahan yang baik menurut Gus Baha adalah yang sekiranya tidak merepotkan orang lain. Misalnya hari Ahad atau Sabtu.

Karena ciri syariat itu adalah “laa dharara walaa dhirara” (tidak membahayakan orang lain dan tidak membahayakan diri sendiri).

Hari Ahad atau hari Sabtu adalah hari libur kerja kebanyakan masyarakat. Sehingga melaksanakan resepsi di hari itu baik karena tidak mengganggu kesibukan orang lain.

“Lho, nggak. Ini memang harus diatur. Kalau menikahkan anak jangan di jam-jam kerja,” kata Gus Baha menjelaskan.

Apakah menikah di hari-hari selain Sabtu dan Ahad haram? Menurut Gus Baha tidak haram. Hanya jika boleh memilih maka lebih baik memilih hari-hari yang sekiranya tidak mengganggu jam kerja orang lain.

Baca Juga: Arti Mimpi Memiliki Pacar, Pertanda Sedang Kesepian Hingga Nasib Baik

Jadi, menikah kapanpun boleh-boleh saja. Pilihlah hari yang sekiranya tidak mengganggu jam sibuk kebanyakan orang dan tidak perlu mengikuti aturan-aturan dari kitab primbon atau weton.

Gus Baha menegaskan agar setiap muslim memantapkan tauhid agar tidak gampang mempercayai ramalan-ramalan dukun.

“Makanya, tauhid itu yang mantep. Jika tidak mantep akhirnya kayak orang-orang Indonesia (mempercayai dukun). Dukun-dukun top itu kalau ngomong mirip-mirip Tuhan. Seolah-olah dirinya yang mengendalikan alam,” kata Gus Baha.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: YouTube ONLINE BERBAGI Gus Baha

Tags

Terkini

Terpopuler