MALANG TERKINI - Ceramah Gus Baha kali ini menjelaskan tentang mengapa ada waliyullah yang senang menyendiri. Hal itu dibahas Gus Baha dalam suatu pengajiannya.
Seorang waliyullah memiliki beberapa tanda dalam perbuatan kesehariannya. Gus Baha menerangkan salah satu tanda itu.
Tanda waliyullah itu adalah perbuatan yang senang menyendiri. Ada alasan yang kuat mengapa seorang wali melakukan hal tersebut.
Baca Juga: Sikap yang Baik Ketika Difitnah Orang, Kata Gus Baha Pasti Terhindar dari Jengkel
Sebagaimana dilansir Malang Terkini dari akun TikTok Airjernih07 tanggal 18 Januari 2022, Gus Baha menerangkan hal itu.
Gus Baha menyatakan dirinya punya cinta yang besar kepada Allah. Karena sikap itu bahkan dia sampai tidak mau mengganggu istrinya.
Hal itu bukan berarti Gus Baha termasuk suami yang takut istri. Tapi dia takut bila rasa cintanya kepada Allah itu dikalahkan oleh rasa cintanya kepada makhluk termasuk istrinya sendiri.
“Bukan karena saya takut istri tapi takut kecintaan saya dengan allah terganggu karena ta’liq,” ucap Gus Baha. Ta’liq adalah menggantungkan diri kepada orang lain bukan kepada Allah.
Baca Juga: Truk Fuso Terperosok Masuk Jurang di Daerah Payung Kota Batu, Korban 1 Orang Meninggal
Gus Baha menyebut dirinya senang pergi mengajar ngaji. Karena menurutnya itu adalah perwujudan dirinya cinta Allah.
“Bagi saya ngaji itu skornya dihitung tuhan. Begitu juga kenapa saya suka pergi sendiri itu karena tidak mau merepotkan orang,” ucap Gus Baha.
Dia menerangkan bahwa jika mengajak pergi bersama orang lain dan apabila orang itu aslinya tidak berkenan itu sebenarnya terhitung dholim.
Nah ketika bergantung pada orang yang diajak itu adalah perbuatan ta’liq. “Seneng Pangeran (Tuhan) kok ta’liq. makanya saya pergi sendiri saja,” ucapnya.
Baca Juga: Kim Hawt Akui Pacaran Dengan Aktor Ternama Dapat Rumah, Mobil, dan Fasilitas Mewah
Gus Baha lalu menerangkan memang banyak para waliyullah yang suka menyendiri seperti itu. Dua menganggap apa yang dilakukan wali yang suka menyendiri adalah memburu barokahnya sikap tidak ta’liq.
“Dia tidak mau senangnya pada Allah digantungkan kepada orang lain,” ucap Gus Baha.
Padahal, syarat menjadi wali itu salah satunya adalah dia harus bahagia karena Allah. Cirinya wali itu, la khoufun alaihim walahum yahzanun.
"Ga duwe roso sedih ga duwe roso susah (tidak punya rasa sedih dan susah),” kata Gus Baha.
Oleh karena itu pada level wali, mereka benar-benar cinta kepada Allah dipersiapkan perangkat dirinya sampai seperti itu.
Nah itu tadi penjelasan Gus Baha mengapa para wali senang menyendiri. Semoga bisa menambah wawasan dan keimanan Kita.***