MALANG TERKINI - Ceramah Gus Baha kali ini membahas mengenai kisah unik. Ketika Gus Baha mengaku kalah pintar dengan orang kampung.
Gus Baha terkenal sebagai ulama fiqih dan penghafal Al-Quran. Namun Gus Baha mengisahkan dirinya kalah pintar dengan orang kampung.
Gus Baha mengaku kalah pintar dengan orang kampung sekali seumur hidupnya. Lalu bagaimana kisah lengkapnya?
Dalam suatu pengajian Gus Baha berkisah ringan tentang pengalamannya selama menjadi pemangku pondok pesantren.
“Saya sealim ini pernah kalah sama orang kampung cuma sekali sepanjang hidup saya,” ucap Gus Baha sebagaimana dilansir Malang Terkini dari akun TikTok Belajar Alim tanggal 12 Januari 2022.
Perkara tersebut terjadi sewaktu ada salah satu santri desa dan bapaknya yang datang sowan ke Gus Baha.
Santri itu berujar kepada Gus Baha bahwa bapaknya adalah orang yang sangat udik dan katrok.
Baca Juga: Apa Arti Mimpi Suami Menikah Lagi? Akan Mendapatkan Rejeki Besar
Hal itu akibat dirinya tidak dibelikan sepeda motor oleh sang bapak. Padahal teman sebayanya sudah memiliki motor semua.
Menurut santri itu, sang bapak itu juga kaya, punya sawah dan kebun.
“Saya anggap logika itu cerdas. Anak muda sekarang memang butuh motor untuk pergi kemana-mana,” ujar Gus Baha.
“Ternyata bapaknya lebih pintar dari saya dalam hal ini,” lanjutnya.
Kata sang bapak, Gus Baha melanjutkan kisahnya, bahwa sang anak lebih bodoh dari dirinya.
“Anak saya itu bodoh Gus, saya terangkan tidak paham. Sepeda motor itu kan pakai bensin. Artinya itu (benda) dunia makan dunia kok dibeli,” ucap Gus Baha.
Baca Juga: Gus Baha Ajarkan Amalan Agar Tidak Mudah Tersinggung pada Tetangga Menjengkelkan
Dalam logika sang bapak, menurutnya benda dunia yang pintar adalah benda-benda yang bisa menghasilkan keuntungan.
Seperti sapi yang bisa beranak pinak. Sepeda motor itu barang dunia yang bodoh, dunia kok makan dunia.
Gus Baha kemudian tertawa dan mengakui kehebatan logika sang bapak. “Njenengan kok pinter pak?” ucap Gus Baha disusul tawa.
Nah itu tadi kisah Gus Baha mengaku kalah pintar dengan orang kampung.
Semoga kisah ini menjadi pembelajaran dan teladan untuk Kita. Bahwa hidup jangan sampai terlalu mencintai dunia.***