Keutamaan 17 Buah-buahan yang Dihidangkan di Acara Maulid dan Makna Filosofisnya

- 17 Oktober 2021, 07:18 WIB
Buah-buahan segar yang cocok untuk acara maulid
Buah-buahan segar yang cocok untuk acara maulid /Pixabay/diapicard

MALANG TERKINI – Pada acara maulid, seringkali dijumpai hidangan buah-buahan yang bermacam-macam. Adakah itu hanya tradisi atau ada makna filosofisnya?

RKH Karror bin KH Abdullah Sachal menyampaikan makna filosofis mengapa harus ada 17 buah dalam acara Maulid.

Ia menyampaikan dalam sebuah pidato yang diunggah di akun YouTube Bang Salmanun pada 19 Oktober 2020.

Baca Juga: Lirik Sholawat Mahallul Qiyam Maulid Diba ‘Ya Nabi Salam Alaika’

“KH Abdullah Sachal, abah saya, pernah berpesan, kalau mengadakan acara maulid jangang lupa macam-macam buah yang dihidangkan minimal 17 macam buah,” kata pria yang akrab dipanggil Ra Karror itu.

Menurut Ra Karror, sebagaimana pesan dari abahnya, jika seseorang menyediakan buah-buahan 17 macam untuk dihidangkan ketika acara maulid, maka ia akan mendapatkan rejeki dari 17 sumber yang berbeda.

Ra Karror mencontohkan, apabila seseorang bekerja sebagai tukang las atau tukang parkir maka rejekinya tidak hanya bersumber dari pekerjaannya itu, melainkan bersumber dari 17 arah yang berbeda dan tanpa diduga-duga.

Buah-buahan yang direkomendasikan untuk dihidangkan di acara maulid menurut Ra Karror di antaranya jeruk, apel, manggis, melon, semangka, rambutan, belimbing, anggur, salak, pear, nanas, jambu biji, jambu air, markisa, klengkeng, buah naga, pisang, dll.

Dalam Islam sebenarnya tidak ada ketentuan khusus mengenai hidangan untuk acara maulid. Adanya ketentuan khusus itu hanyalah tradisi di suatu daerah atau anjuran dari seorang Kyai yang telah mendapat ilham.

Baca Juga: 35 Link Twibbon Maulid Nabi Muhammad 2021, Pasang Frame Foto Gratis dengan Desain Islami dan Kekinian  

Menyuguhkan hidangan dalam acara maulid memang dianjurkan. Dalam literatur fikih, mengutip dari kitab I’anatut-Thalibin, Imam Yafi’i al-Yamani berkata:

“Seseorang yang mengumpulkan sanak saudara, menyediakan makanan, membersihkan tempat, dan berbuat baik untuk menyambut perayaan maulid, maka orang tersebut kelak akan dikumpulkan bersama para orang-orang yang jujur, syuhada’, dan orang-orang yang shalih di surga yang penuh kenikmatan.”

Inti dari perayaan maulid adalah mengungkapkan rasa bahagia dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kebahagiaan tersebut boleh diekspresikan dalam bentuk selamatan, bersedekah, membahagiakan sanak saudara, dan seromonial lain yang tidak bertentangan dengan agama.

Anjuran berbahagia dengan kelahiran Rasulullah disebutkan dalam al-Quran:

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”

Baca Juga: Link Cara Membaca Maulid Diba, Barzanji dan Simtudduror

Ulama menyebutkan bahwa rahmat Allah yang paling besar adalah diutusnya Nabi Muhammad sebagai rasul. Karenanya, patut umat muslim berbahagia dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW.***

Editor: Lazuardi Ansori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah