Dalam bahasa Indonesia sendiri, penulisannya kadang digabung menjadi ‘insyaallah’ dan kadang dipisah seperti di atas.
Lalu yang benar yang mana? Jika mengikuti ketentuan ejaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi V maka penulisan yang benar adalah ‘insyaallah’.
Namun dalam kenyataannya, masyarakat banyak menggunakan ‘insya Allah’, menyesuaikan dengan teks asal dari bahasa Arabnya yang memang tidak digabung.
Baca Juga: Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas, Tinggi Kolom Abu Capai 1.500 Meter
Tulisan Arab Insya Allah
Teks asli kata ‘insya Allah’ dalam bahasa Arab adalah: إِنْ شَاءَ اللهُ , dengan susunan isim syarat, fi’il madi, dan lafadz jalalah sebagai maf’ul.
Sementara jawab dari isim syarat kalimat إِنْ شَاءَ اللهُ dikira-kirakan yang jika ditampakkan menjadiإِن ْشَاءَ اللهُ سَأَفْعَلُ yang artinya “saya akan mengerjakan jika Allah menghendaki.
Penggunaan Insya Allah
Kata ‘insya Allah’ digunakan ketika seseorang mengucapkan sebuah janji. Misalnya dia berjanji besok akan melakukan sesuatu, maka harus diiringi dengan kata ‘insya Allah’.
Dengan mengucapkan insya Allah berarti seseorang telah mengikatkan janji dengan Allah bahwa apa yang akan dilakukannya benar-benar ia sanggupi.