Dalam beberapa saat, orang tersebut tidak jadi meninggal dan mengatakan bahwa dia menggelengkan kepada itu bukan menolak membacanya.
Melainkan, orang alim tersebut sedang menolak ajakan setan saat menjelang sakaratul maut.
Sampai sekarang, gerakan geleng-geleng kepada saat membaca dzikir tahlil itu selalu dilakukan oleh kebanyakan orang.
Menurut Gus Baha banyak orang yang melakukan gerakan tersebut namun tidak mengetahui filosofinya, malah justru mewajibkan.
Oleh karena itu, orang bisa terjerumus dalam dosa karena mewajibkan gerakan geleng-geleng kepala saat membaca dzikir tahlil.
Sebab mewajibkan sesuatu yang tidak diwajibkan oleh Allah tersebut termasuk merubah aturan dan membuat hukum baru.
"Kalau sampai dikasih aturan, nanti orang harus sesuai aturan itu. Kalau tidak sesuai tidak sah," jelas Gus Baha.
"Beraninya kamu menghukumi tidak sah bacaan 'laa ilaaha illalloh'. Bisa kafir kamu!," tandas Gus Baha.
Jadi, jika tidak disertai dengan keyakinan bahwa menggeleng-gelengkan kepala saat membaca dzikir 'laa ilaaha illalloh', maka tidak masalah.***