Apa Itu Itikaf? Inilah Pengertian dan Dalilnya

- 24 April 2022, 14:57 WIB
Apa yang dimaksud dengan i'tikaf? Inilah pengertian dan dalil-dalilnya
Apa yang dimaksud dengan i'tikaf? Inilah pengertian dan dalil-dalilnya /Pixabay/Olgaozik

MALANG TERKINI - Beberapa dalil menyebut bahwa sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan mengandung banyak kemuliaan, sehingga umat Islam dianjurkan untuk lebih meningkatkan ibadah di malam-malan tersebut.

Salah satu ibadah yang dianjurkan dilakukan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan adalah i'tikaf. Lantas, apa itu i'tikaf, dan mengapa ibadah tersebut dianjurkan dilakukan pada malam-malam tersebut? Simak pengertian dan dalilnya berikut ini:

I'tikaf berasal dari bahasa Arab, 'akafa, yang bermakna memenjarakan. Sedangkan menurut ilmu fiqih, kata tersebut dimaknai sebagai berdiam di dalam masjid dengan tata cara tertentu dan disertai niat.

Baca Juga: Bacaan Doa dan Wirid Selama I'tikaf di Masjid untuk Mencari Lailatul Qadar

Saat melakukan i'tikaf, seorang hamba sedang melakukan penyerahan diri kepada Allah dengan cara memenjarakan diri di dalam masjid, menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas yang bernilai ibadah dan menahan diri untuk tidak bermaksiat.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah pernah menganjurkan sahabat untuk melakukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Begini bunyi riwayat tersebut:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: «مَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعِي، فَلْيَعْتَكِفِ العَشْرَ الأَوَاخِرَ (رواه البخاري)

An abii sa’iid al-khudriy rodhiyallahuanh: Anna Rosulullah sollallahu ‘alaihi wa sallam, qoola: Man kaana’takafa ma’ii, falya’takifil’asyrolawaakhiro

“Dari Abu Sa’id al-Khudri: Rasulullah - shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang ingin beri'tikaf denganku, maka lakukanlah pada sepuluh terakhir.” (HR. Bukhari).

Baca Juga: Tata Cara Sholat Idul Fitri Lengkap: Niat, Bacaaan Setelah Takbir, Hukum, serta Hikmah

Hadis lainnya terkait i'tikaf diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha. 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

An Aisyah rodhiyallahuanhaa qoolat: Annannabiyya shollallahu ‘alaihi wa sallam kaana ya’takiful asyroo al awaakhiro min romadhoona, hattaa ta waffaahu, tsumma’takafa azwaajuhu mimba’di

Dari Aisyah radliallahu 'anha: Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan i'tikaf pada sepuluh terakhir dari bulan Ramadlan, hingga Allah 'azza wajalla mewafatkannya. Setelah itu, isteri-isternya pun melakukan I'tikaf." (HR. Muslim).

Baca Juga: Shalat Idul Fitri: Tata Cara Pelaksanaan dan Bacaan Bilal

Melansir buku “I'tikaf, Qiyamul Lail, Shalat 'Ied dan Zakat al-Fithr di Tengah Wabah” yang ditulis oleh Isnan Ansory, Lc, MA, waktu pelaksanaan i'tikaf bisa kapan saja meski tidak berada di bulan Ramadhan, tetapi sepuluh hari terakhir di bulan tersebut adalah waktu yang sangat istimewa untuk melakukan i'tikaf.

Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan disebut sebagai waktu yang istimewa sebab memiliki potensi datangnya malam lalilatul qodar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari Ramadhan.” (HR. Bukhari Muslim).

Itulah pengertian dan dalil i'tikaf.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah