Keutamaan Puasa Syawal Menurut Ustadz Adi Hidayat

- 5 Mei 2022, 07:11 WIB
Penjelasan Puasa Syawal oleh Ustadz Adi Hidaya
Penjelasan Puasa Syawal oleh Ustadz Adi Hidaya /Pixabay/Saifulmulia

MALANG TERKINI - Umat muslim telah melaksanakan rangkaian ibadah di bulan Ramadhan serta melaksanakan Sholat Idul Fitri pada 1 Syawal 1443 H.

Hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 1443 H ditetapkan pemerintah pada senin 2 Mei 2022.

Pada bulan Syawal ini ada amalan puasa yang dapat menyempurnakan rangkaian ibadah puasa.

Baca Juga: Keutamaan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal, Sebanding dengan Puasa Setahun?

Mulai tanggal 2 Syawal atau 3 Mei hingga akhir bulan dianjurkan untuk berpuasa 6 hari.

Nabi Muhammad SAW bersabda :

Barang siapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun.” (HR Muslim)

"Masya Allah sebulan ditambah enam hari itu punya nilai setara dengan satu tahun", Ujar Ustadz Adi Hidayat, Lc., M. A. sebagaimana dikutip MALANG TERKINI dari video yang di unggah di kanal YouTube Adi Hidayat Official pada 4 Mei 2022 

Baca Juga: Tetap Sehat Mengatur Pola Makan Setelah Puasa Ramadhan Berlalu, Ini Tipsnya

Ada hal penting yang dapat di ambil dari hadis ini.

Pertama, Nabi Muhammad SAW sangat menghormati umatnya yang telah menyelesaikan bulan puasa Ramadhan dengan memberikan
tambahan enam hari puasa di bulan Syawal.

Penambahan enam hari ini menjadikan keseluruhan puasanya setara dengan satu tahun penuh.

Rumus untuk menghitung gabungan puasa Ramadhan dan Syawal ada di Al Quran, Surah ke-6, Al-An'am ayat 160.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa 6 Hari di Bulan Syawal, Arab, Latin, dan Artinya

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مَنْ جَآءَ بِا لْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَا لِهَا ۚ وَمَنْ جَآءَ بِا لسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰۤى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ

"Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi)."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 160)

Untuk menghitung puasa Ramadhan dan enam hari puasa Syawal berawal dari menghitung 30 hari puasa Ramadhan dikalikan 10 nilai kebaikan maka menjadi 300.

Baca Juga: Cara Mengetahui Waktu Sahur dan Buka Puasa Saat Terbang di Pesawat

Kemudian 6 hari puasa Syawal dikalikan 10 nilai kebaikan menjadi 60.

Hasil perhitungan puasa tersebut jika digabungkan menjadi 360 yang setara dengan 1 tahun.

"Nilai fantastis ini diberikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala sebagai hadiah untuk umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam melalui kemuliaan Rasul Ya puasa satu bulan lama banget plus enam hari Syawal nilainya sama dengan satu tahun penuh", Ujarnya.

Kedua, tentang teknis pelaksanaan puasa Syawal ini bisa dilakukan berurutan dan juga bisa dengan berselang.

Jika masih ada pertemuan dan banyak hidangan yang disediakan di sunnahkan untuk tidak berpuasa.

"Sunnah yang terbaik adalah tidak berpuasa karena sedang suasana bahagia kemudian dijamu dan sunnahnya kita membatalkan, makan bersama", ujar Ustad Adi Hidayat.

Ketiga tentang persoalan fiqih, jika masih ada puasa Qada yang melekat pada muslimah maka harus mendahulukan puasa Qada, baru kemudian melakukan puasa sunnah Syawal.

Hal tersebut dianjurkan karena umur manusia tidak ada yang mengetahui dan lebih baik melakukan puasa Qada dahulu.

Selanjutnya, jika dengan meng-Qada membuat tidak memilik waktu untuk berpuasa maka tanamkan keinginan kuat untuk melakukan puasa Syawal.

Dengan keinginan ini, Allah SWT dapat memberikan pahala dahulu hanya dengan niat yang tulus untuk berpuasa.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x