Catat! Ini Tata Cara Mengerjakan Puasa Syawal Menurut Ustadz Adi Hidayat

- 6 Mei 2022, 09:01 WIB
Penjelasan ustadz Adi Hidayat tentang tentang puasa Syawal boleh berurutan atau tidak
Penjelasan ustadz Adi Hidayat tentang tentang puasa Syawal boleh berurutan atau tidak /Tangkap layar YouTube/Adi Hidayat Official

 

MALANG TERKINI - Para ulama berbeda pendapat tentang tata cara pelaksanaan puasa Syawal yang dilakukan enam hari.

Imam Syafi'i dan Ibnu Mubarak berpendapat bahwa menjalankan puasa Syawal harus secara berturut-turut, akan tetapi pendapat ini didasari Hadist yang lemah.

Selanjutnya, Imam Waki' dan Imam Ahmad berpendapat bahwa keutamaan puasa Syawal tidak memiliki perbedaan apabila dilakukan secara berurutan dan terpisah.

Baca Juga: Puasa Syawal Apakah Harus 6 Hari Berturut-turut? Ini Cara Mengetahui beserta Menghitungnya

Kemudian, Ma'mar Abdurrazaq berpendapat bahwa tidak diperbolehkan melakukan puasa Syawal persis setelah Idul Fitri.

Beliau menganjurkan agar berpuasa pada pertengahan bulan.

Syekh Abdul Aziz bin Baz berpendapat bahwa puasa enam hari di bulan Syawal adalah sunnah yang shahih dari Nabi Muhammad SAW.

Boleh dikerjakan secara berurutan atau terpisah karena Nabi Muhammad SAW memberikan keterangan bahwa, "Barang siapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun.”

Baca Juga: Profil dan Biodata Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Mulai Tanggal Lahir hingga Akun Medsos

Pada sabda Nabi Muhammad ada kata tsumma dan atba'a yang dapat ditafsirkan untuk teknis pelaksanaan Puasa Syawal.

"Diksi tsumma lalu atba'a ini memberikan kesan kepada kita bentuk umum dengan dua pemaknaan bisa berururat bisa juga berselang karena kata tsumma memberikan kesan jeda yang bisa berurutan secara langsung atau diselingi oleh satu kondisi kegiatan atau peristiwa lain tapi tetap di ikutikan dalam frame yang sama", Ujar Ustadz Adi Hidayat, Lc., M. A. sebagaimana dikutip MALANG TERKINI dari video yang di unggah di kanal YouTube Adi Hidayat Official pada 4 Mei 2022.

Dengan penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat tersebut dapat diketahui bahwa penunaian ibadah shiyam atau puasa sunnah Syawal dapat dilakukan dengan dua cara.

Baca Juga: 5 Cara Relaksasi Diri Menurut Pakar Psikologi, Mulai Latihan Pernapasan Hingga Meditasi

Pertama, bisa dilakukan berurutan bersamaan dimulai pada hari kedua,ketiga,keempat, kelima, keenam, hingga selesai pada hari ketujuh di bulan Syawal.

"Jadi dimulai sejak hari kedua boleh puasa kalau ingin langsung berurutan kedua,ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh, enam hari jadi selesai kalau dikerjakan berurutan dihari yang ketujuh di bulan Syawal, karena hari pertama haram hukumnya berpuasa," katanya.

Apabila mendapati kondisi yang tidak memungkinkan untuk berpuasa secara berangkai maka boleh diselang satu hari atau dua hari.

Baca Juga: Jika Masih Punya Hutang Puasa Ramadhan Bolehkah Puasa Syawal? Begini Menurut Al Quran dan Hadist

"Berdasarkan kondisi tertentu boleh jadi hari kedua masih ada pertemuan keluarga masih banyak hidangan-hidangan yang dipersembahkan kadang kunjungan ada makananannya maka sunnah yang terbaik adalah tidak berpuasa karena sedang suasana bahagia kemudian dijamu sunnahnya kita membatalkan, makan bersama itu yang didahulukan," ucapnya menambahkan. 

Kedua, pengerjaan puasa sunnah Syawal dapat dilakukan ketika memiliki waktu longgar dan sudah tidak mengunjungi atau hidangan sudah berkurang.

"Hari pertama misalnya kita tidak berpuasa, hari kedua kita mulai berpuasa, hari ketiga jeda misalnya, keempat jeda, kelima berpuasa yang penting ada bentangan waktu sebulan untuk ditempuh guna menyempurnakan enam hari puasa Syawal ini," tandas Ustadz Adi Hidayat.

Diperbolehkan tidak berpuasa secara berurutan yang penting harus melaksanakan puasa enam kali dalam bentang waktu sebulan setelah hari pertama Syawal.***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah

Sumber: YouTube Adi Hidayat Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x