Puasa di Hari Jumat Bolehkah? Bagaimana Jika Qadha'? Simak Penjelasannya!

- 30 Juni 2022, 14:55 WIB
Ilustrasi: Puasa Jumat hukumnya boleh jika untuk qadha, jika tidak maka makruh.
Ilustrasi: Puasa Jumat hukumnya boleh jika untuk qadha, jika tidak maka makruh. /Pixabay/Ermind Alita

MALANG TERKINI - Bolehkah puasa sunnah di hari Jumat? Bagaimana hukum qadha'puasa di hari Jumat? Pertanyaan ini seringkali disampaikan oleh masyarakat, terutama kalangan perempuan yang biasanya punya tanggungan puasa Ramadhan.

Mengenai hukum kebolehan puasa di hari Jumat ada perbedaan di antara ulama fikih. Ada yang mengatakan boleh ada pula yang menggunakan makruh.

Madzhab Syafi'i, Hambali, dan sebagian kalangan Hanafi menghukumi makruh puasa sunnah di hari Jumat. Kecuali jika berbarengan dengan kebiasaan sebelumnya.

Baca Juga: Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah 2022, Kapan Hari dan Tanggal Pelaksanaannya?

Hukum makruh puasa di hari Jumat berdasarkan hadis yang disabdakan oleh Rasulullah sebagai berikut:

عن أبي هريرة رَضِيَ اللهُ عنه قال: سمعْتُ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يقول: ((لا يصومَنَّ أحدُكم يومَ الجُمُعةِ، إلَّا يومًا قَبْلَه أو بَعْدَه

Dari Abi Hurairah radhiyallahu anhu bahwa ia berkata, saya mendengar Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, "Janganlah salah satu kalian berpuasa di hari Jumat kecuali pada hari sebelumnya atau setelahnya."

عن جُوَيريةَ بنتِ الحارِثِ رَضِيَ اللهُ عنها ((أنَّ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم دخل عليها يومَ الجُمُعةِ وهي صائمةٌ، فقال: أصُمْتِ أمسِ؟ قالت: لا، قال: تُريدينَ أن تصومي غدًا؟ قالت: لا، قال: فأفطِري

Dari Juwairiyah binti Haris Ra bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam datang ke rumahnya pada hari Jumat sedangkan Juwairiyah sedang berpuasa. Maka Rasulullah bertanya, "Apakah kemarin kamu puasa?"

Baca Juga: Keutamaan Puasa 10 Hari di Bulan Dzulhijjah, Satu Harinya Setara Pahala Puasa Setahun

"Tidak," jawab Juwairiyah.

"Apakah besok kamu masih mau puasa?" tanya Rasulullah lagi.

"Tidak," jawab Juwairiyah lagi.

Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Maka makanlah sekarang!"

Para ulama menafsiri larangan berpuasa hari Jumat dalam hadis tersebut dengan hukum makruh.

Kecuali bertepatan dengan kebiasaan puasa sunah sebelumnya. Misalnya ia berpuasa Daud; sehari puasa sehari tidak. Dan ketika giliran berpuasa ternyata tepat hari Jumat, maka hukumnya boleh.

Atau misalnya hari Jumat berbarengan dengan puasa sunnah tarwiyah, Arafah, Rajab, dan yang lain maka hukumnya boleh.

Baca Juga: Arti Ucapan 'Barakallah Fi Umrik', Lengkap dengan Cara Menjawabnya yang Benar

Jadi, jika berpuasa sunnah di hari Jumat bersamaan dengan puasa sunnah lain maka hukumnya boleh. Yang tidak boleh adalah jika mengistimewakan hari Jumat saja dengan berpuasa.

Alasan larangan berpuasa sunnah di hari Jumat adalah agar tidak terlalu memuja hari Jumat sebagaimana yang dilakukan oleh orang Yahudi dalam mengagungkan hari Sabtu atau orang Nasrani dalam mengagungkan hari Minggu.

Alasan lain dimakruhkan puasa di hari Jumat adalah agar kuat menjalani ibadah pada hari Jumat seperti sholat Jumat.

Adapun jika berpuasa di hari Jumat karena alasan qadha' puasa wajib seperti mengqadha puasa Ramadan maka hukumnya boleh.

Baca Juga: Fabi Ayyi Ala i Rabbikuma Tukazziban, Artinya Beserta Tafsirnya

Puasa wajib seperti qada Ramadan atau puasa nazar boleh dilaksanakan pada hari apa saja, kecuali bersamaan dengan hari raya Idul Fitri, Idul Adha, dan hari tasyrik.

Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Pada tiga hari tersebut dilarang berpuasa karena merupakan hari makan-makan daging kurban.

Pada kesimpulannya, hukum puasa sunnah di hari Jumat adalah makruh apabila tidak berbarengan dengan puasa sunnah rutin atau puasa qadha'.***

Editor: Lazuardi Ansori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x