Hukum Menggabung Niat Puasa Qadha' dan Sunnah, Lengkap dengan Ibarot

- 27 Juli 2023, 21:58 WIB
Hukum menggabung niat puasa sunnah dengan niat puasa qodo'
Hukum menggabung niat puasa sunnah dengan niat puasa qodo' //Pexels/khats cassim

MALANG TERKINI - Bulan Muharram telah tiba, bulan yang mulia di mana banyak umat Islam berlomba-lomba untuk meningkatkan nilai ibadah mereka, terutama dengan berpuasa sunnah Asyura'.

Bagi banyak wanita, bulan ini menjadi momen untuk menunaikan puasa sunnah dan puasa qadha', namun muncul pertanyaan, apakah boleh menggabungkan niat puasa tersebut?

Artikel ini akan membahas berbagai pendapat ulama terkait permasalahan ini.

Pendapat dan Jawaban dari Berbagai Ulama

1. Imam Ibnu Hajar:

Menurut Imam Ibnu Hajar, menggabungkan puasa wajib (qadha') dan puasa sunnah (misalnya Asyura') diperbolehkan, asalkan keduanya diniatkan dengan jelas.

Artinya, jika niatnya benar dan jelas untuk menjalankan kedua jenis puasa tersebut, maka pahala dari keduanya dapat diperoleh.

2. Imam Romli:

Imam Romli juga berpendapat bahwa menggabungkan puasa wajib dan sunnah adalah boleh dan akan mendapatkan pahala, selama puasa sunnah tidak diabaikan atau disisihkan.

Misalnya, jika seseorang hanya berniat melakukan puasa qadha' saja tanpa menyertakan puasa Asyura', maka pahala yang didapat hanya untuk puasa qadha' tersebut. Namun, jika puasa Asyura' juga tidak diabaikan, maka pahala untuk keduanya tetap bisa didapatkan.

3. Imam Abu Makhramah:

Pendapat yang berbeda datang dari Imam Abu Makhramah. Menurutnya, menggabungkan dua jenis puasa ini dalam satu kali pelaksanaan justru akan membuat puasa tersebut tidak sah.

Bahkan, menurutnya, puasa sunnah tidak akan sah jika masih ada kewajiban puasa qadha' dari Ramadan yang belum terpenuhi.

Referensi dan Sumber Pendapat Ulama

Untuk mendukung berbagai pendapat tersebut, terdapat beberapa rujukan ulama yang dikutip, di antaranya:

تحفة الحبيب على شرح الخطيب - (3 / 154)
وأفتى البارزي بأن من صام عاشوراء مثلاً عن قضاء أو نذر حصل له ثواب يوم عاشوراء ، وهو المعتمد كما في شرح م ر

بغية المسترشدين - (1 / 235)
مسألة : ك) : ظاهر حديث : "وأتبعه ستاً من شوّال" وغيره من الأحاديث عدم حصول الست إذا نواها مع قضاء رمضان ، لكن صرح ابن حجر بحصول أصل الثواب لإكماله إذا نواها كغيرها من عرفة وعاشوراء ، بل رجح (م ر) حصول أصل ثواب سائر التطوعات مع الفرض وإن لم ينوها ، ما لم يصرفه عنها صارف ، كأن قضى رمضان في شوّال ، وقصد قضاء الست من ذي القعدة ، ويسنّ صوم الست وإن أفطر رمضان اهـ.

قلت : واعتمد أبو مخرمة تبعاً للسمهودي عدم حصول واحد منهما إذا نواهما معاً ، كما لو نوى الظهر وسنتها ، بل رجح أبو مخرمة عدم صحة صوم الست لمن عليه قضاء رمضان مطلقاً

Kesimpulan

Menggabungkan niat puasa qadha' dan puasa sunnah (seperti puasa Asyura') memiliki perbedaan pendapat di kalangan ulama.

Namun, sebagian besar ulama memperbolehkan asalkan niatnya jelas dan tidak ada puasa sunnah yang diabaikan. Masing-masing pendapat memiliki rujukan dan argumen yang mendasarinya.

Oleh karena itu, dalam mengambil keputusan untuk menggabungkan niat puasa, sebaiknya berkonsultasi dengan ulama atau pakar agama untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut dan sesuai dengan keyakinan masing-masing individu.***

Baca Juga: Puasa Qadha: Mulai dari Niat, Penyebab hingga Tata Cara Pelaksanaannya

Editor: Ianatul Ainiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah