MALANG TERKINI - Tragedi banjir bandang pada Kamis 4 November 2021 kemarin di Malang dan sekitarnya berhasil memporak-porandakan beberapa bangunan dan lainnya.
Berdasarkan informasi yang beredar, banjir bandang tersebut disebabkan karena dipicu curah hujan tinggi, hingga sungai meluap karena banyak sumbatan batang kayu di hulu sungai.
Akibatnya, beberapa orang terseret arus dan bahkan ditemukan meninggal, jembatan jebol, hewan ternak mati, kendaraan hanyut, dan beberapa kerugian lainnya.
Baca Juga: Banjir Bandang di Kota Batu Terjang Lima Lokasi, Akibat Hujan Intensitas Tinggi
Greenpeace Indonesia melalui unggahan Instagramnya pada 4 November 2021 menyebut bahwa bencana tersebut disebabkan karena krisis iklim.
Lebih lanjut, Greenpeace Indonesia mengatakan bahwa intensitas hujan yang tinggi adalah wujud dari cuaca ekstrim akibat perubahan iklim, yang akan memberikan dampak buruk seperti:
Baca Juga: Rincian Harga Emas Antam Hari ini, Jumat 5 November 2021
- Menghadirkan gelombang panas
- Kekeringan
- Mencairnya lapisan es di kutub.
Organisasi kampanye lingkungan internasional ini juga memperkirakan bahwa nantinya bencana akibat krisis iklim akan semakin sering terjadi dan intensitasnya semakin membesar.
Baca Juga: Diiringi Isak Tangis, Jenazah Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah Tiba Di Jakarta
Meski Greenpeace Indonesia memprediksi demikian, organisasi ini juga mengatakan bahwa dampak yang lebih buruk dari krisis iklim tersebut bisa dicegah dengan beberapa cara, yaitu:
- Melindungi hutan dan lingkungan
- Beralih segera dari energi fosil yang kotor ke energi terbarukan
- Mendorong pengembangan ekonomi hijau.
Baca Juga: Banjir Bandang Melanda Kota Batu di 5 Lokasi, Gubernur Khofifah Imbau Warga Jatim Waspadai La Nina
Bantuan Warga Berdatangan untuk Pengungsi
Setelah kabar banjir bandang Malang dan sekitarnya beredar, bantuan warga kemudian berdatangan untuk para pengungsi.
Pada 5 November 2021 melalui cuitannya, @merpatisenang mengabarkan bahwa bantuan untuk banjir bandang tersebut bisa disalurkan di Senaputra.***