Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, 127 Orang Meninggal Dunia Termasuk 2 Polisi

- 2 Oktober 2022, 08:13 WIB
Ilustrasi Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang
Ilustrasi Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang /ANTARA Foto/Ari Bowo Sucipto

MALANG TERKINI - Berikut kronologi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan 127 orang meninggal dunia.

Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pascapertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan itu, setidaknya 127 orang telah dilaporkan meninggal dunia, termasuk 2 anggota kepolisian.

Baca Juga: Kronologi Kerusuhan di Kanjuruhan Buntut Kekalahan Arema dari Persebaya, 127 Orang Tewas

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Nico saat konferensi pers di Malang pada Minggu, 2 Oktober 2022, dilansir dari Antara.

Nico menerangkan bahwa sebanyak 34 korban meninggal di Stadion Kanjuruhan, sedangkan lainnya di beberapa rumah sakit setempat.

Baca Juga: Kronologi Tragedi Arema FC VS Persebaya di Kanjuruhan 127 Orang Tewas, Terhimpit sampai Sesak Napas

Ia menyebutkan, hingga saat ini juga masih terdapat sekitar 180 orang yang menjalani perawatan medis di sejumlah rumah sakit.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," ujarnya.

Selain korban meninggal dan luka-luka, tercatat ada 13 unit kendaraan mengalami kerusakan, 10 di antaranya milik Polri.

Tragedi di Stadion Kanjuruhan itu terjadi pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022, usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya dengan skor akhir 3-2.

Menurut keterangan dari Kapolda, sebenarnya pertandingan di Stadion tersebut berjalan dengan lancar.

Baca Juga: Ngerinya Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Saksi Mata: Banyak Anak Kecil yang Terlihat Sesak Tak Berdaya

Namun, kericuhan itu bermula setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC yang merasa kecewa turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Kemudian petugas pengamanan melakukan upaya pencegahan dengan pengalihan agar para suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Akhirnya, petugas pun menembakkan gas air mata karena beberapa pendukung tim berjuluk Singo Edan yang turun ke lapangan itu dinilai telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Sedikitnya 127 Orang Meninggal Dunia

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," ungkap Nico.***

Editor: Lazuardi Ansori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah