Model ini, katanya, dikembangkan berdasarkan pada kajian komprehensif di industri tahu. Dari sekitar 15 variabel proses, hanya tujuh yang cukup dominan.
Prof.Denny dalam pidato ilmiah yang disampaikan pada Senin (21/8) menyampaikan bahwa dalam penelitiannya ia mencoba mengeksplorasi data satelit untuk memetakan potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia, seperti angin.
Ia mengatakan berdasarkan hasil kajian yang dilakukannya, pengindraan jauh dari satelit QuikScat, potensi angin di perairan Indonesia maupun windsat di beberapa wilayah selatan Sumatera, Jawa dan selatan Papua mempunyai potensi kecepatan 6-12 m/s.
Sementara Prof. Nurkholis mengenalkan penggunaan Fame Catalytic Cracking dan E-CNT Additive untuk peningkatan kualitas biodiesel.
"Sumber energi dunia saat ini masih didominasi bahan bakar fosil.Sumber energi ini berkontribusi terhadap permasalahan lingkungan dan ketersediaannya terus menipis, senhingga perlu dan menjadi sebuah keniscayaan untuk mencari alternatif sumber energi baru atau energi baru terbarukan," ucapnya.***