Ganjar Pranowo Sebut Banyak Orang yang Menggantungkan Hidup di Batang Rokok

2 Oktober 2021, 18:08 WIB
Cukai Rokok yang diterima negara mencapai 170 triliun. Sementyara terdapat 7 juta petai tembakau yang belum mencapai kesejahteraan secara finansial. /Irsan Mulyadi/ANTARA FOTO

MALANG TERKINI – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebut banyak orang yang penghidupannya tergantung pada rokok.

Mereka adalah 7 juta petani tembakau dan pekerja yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Bagi Pekerja, sejauh ini kebutuhannya finansialnya sudah aman karena ditanggung perusahaan.

Akan tetapi, Ganjar menyebutkan bahwa nasib petani tembakau sebagai pemegang kendali hulu industri sangatlah miris.

Baca Juga: Tentang Survei Pilpres 2024, Ganjar Pranowo: Saya di Bawah, Cuman Angka Ikut Aja

Sementara negara memiliki keuntungan hingga mencapai 170-an triliun dan bahkan bisa lebih dari cukai rokok.

Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah vlog yang diunggah pada Instagram @ganjar_pranowo pada 2 Oktober 2021.

Ternyata, di balik satu batang rokok ini, ada jutaan orang yang menggantungkan nasib hidupnya,” kata Gubernur 2 periode itu.

Mengubah komoditas pada tanaman yang berbeda merupakan pikiran yang tepat. Hanya saja pikiran tentang tembakau ini bukanlah sesuatu yang sederhana.

Hal ini karena tembakau berbicara terkait peluang dan keberpihakan. Indonesia menjadi negara penghasil tembakau terbaik di dunia.

Bahkan di Jember, tembakaunya diproduksi dan diekspor untuk cerutu kelas dunia,” terang Ganjar.

Meski demikian, kesejahteraan petani tidak bisa terjamin karena kurangnya keberpihakan terhadapnya.

Petani memiliki daya tawar yang rendah. Ketika perusahaan telah mematok harga, maka mereka tidak memiliki bargaining.

Selain itu, kenaikan cukai memiliki dampak besar pada petani. Ketika cukai naik, perusahaan mengurangi serapan, hingga harga tembakau menjadi anjlok.

Ganjar Pranowo menerangkan bahwa dahulu pernah ada wacana mengubah komoditi tembakau menjadi kayu manis dan kopi.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Malu Kalau Bahas Capres di Musim Pandemi, Apalagi Sampai Pasang Baliho

Namun ternyata, impor tembakau dari luar negeri malah semakin banyak. Pada tahun 2015 impor tembakau mencapai 75 ribu ton.

Demikian di tahun-tahun berikutnya semakin meningkat. Dalam catatannya, laki-laki 53 tahun itu menyebut tahun 2018, impor tembakau mencapai 121 ribu ton.

Untuk itulah Ganjar Pranowo menyebut bahwa petani lokal tembakau Indonesia merasa hidup segan mati tak mau.***

Editor: Yuni Astutik

Sumber: Instagram/@ganjar_pranowo

Tags

Terkini

Terpopuler