Sejarah Hari Pahlawan 10 November: Perobekan Bendera Belanda Hingga Terbunuhnya Brigadir Mallaby

9 November 2021, 10:56 WIB
Sejarah Hari Pahlawan 10 November serta rentetan peristiwa luar biasa yang melatar belakangi berkecamuknya perang antara rakyat Indonesia melawan tentara Inggris /Kemensos RI/

 

MALANG TERKINI – Berikut sejarah hari pahlawan yang biasa diperingati setiap tanggal 10 November serta rentetan peristiwa penting yang menjadi latar belakang pertempuran hebat melawan AFNEI.

Hari pahlawan 10 November awalnya ditetapkan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno melalui Keppres Nomor 316 tahun 1959 yang dikeluarkan pada 16 Desember 1959.

Bersamaan dengan penetapan hari besar nasional namun bukan hari libur, Soekarno menyebut hari pahlawan salah satunya.

Baca Juga: Sejarah Singkat Perayaan Hari Pahlawan 10 November

Hari pahlawan merupakan peristiwa penting dan tak terlupakan yang terjadi pasca Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Setelah proklamasi dilaksanakan, pemerintah mengeluarkan sebuah maklumat pada tanggal 1 September 1945 tentang pengibaran sang saka merah putih di seluruh wilayah Indonesia.

Meski secara terang-terangan Indonesia telah memproklamasikan diri sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat, tentara sekutu terus merongrong stabilitas tanah air.

Puncak pergolakan ini terjadi pada bulan September 1945, tepatnya setelah tentara Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) bersama Netherlands Indies Civil Administration (NICA) tiba di Surabaya.

Baca Juga: 20 Fakta Sejarah Dunia: Aneh tapi Nyata, Mulai dari Mengencingi Bom hingga Babi yang Dijatuhi Hukuman Mati

Setelah kekalahan besar Jepang melawan sekutu hingga menyerah tanpa syarat, AFNEI dan NICA bermaksud melucuti tentara Negeri Sakura sekaligus menyerahkan kembali Indonesia kepada Belanda sebagai Negara jajahan.

Hal ini tentu memicu amarah arek-arek Suroboyo. Para pemuda tersebut melayangkan protes keras dan meminta bendera Belanda yang berkibar di Hotel Yamato diturunkan.

Pada tanggal 27 Oktober 1945, pihak Indonesia dan Belanda mengadakan runding. Alih-alih mendapat hasil, suasana kian meruncing karena perwakilan Belanda, Ploegman mengeluarkan pistol.

Baca Juga: 5 Film Horor Indonesia Terbaru 2021 Lengkap dengan Sinopsis Singkat, Nomor 3 Jangan Ditonton Sendirian

Suasana perundingan pun ricuh dan perkelahian di dalam ruangan tersebut tak terelakkan hingga membuat Ploegman tewas dicekik oleh Sidik.

Tidak hanya di dalam ruangan, warga Surabaya yang juga hadir merangsek masuk ke halaman Hotel Yamato kemudian merobek warna biru bendera Belanda, menyisakan merah putih saja.

Sempat terjadi gencatan senjata pada tanggal 29 Oktober 1945, namun kesepakatan tersebut tidak berlangsung lama.

Keesokan harinya, bentrok antara Indonesia kontra tentara Inggris kembali berkecamuk hingga menyebabkan Brigadir Jenderal Mallaby tewas.

Baca Juga: Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional dan Perjuangan Bersama Pasukan Janda

Marah karena Mallaby terbunuh, tentara Inggris melalui Mayor Jenderal Robert Mansergh mengultimatum warga Surabaya agar seluruh pimpinan dan rakyat Indonesia meletakkan senjata.

Bahkan mereka meminta rakyat Indonesia menyerahkan diri serta mengangkat tangan paling lambat pada tanggal 10 November pukul 06.00.

Ultimatum tersebut membuat arek-arek Suroboyo meradang, mereka enggan memenuhi semua tuntutan tentara Inggris dan memilih bertempur habis-habisan pada tangga 10 November 1945.

Baca Juga: Mengapa 10 November Disebut Hari Pahlawan? Inilah Sejarah Singkatnya!

Adapun tokoh penggerak yang paling berpengaruh dalam pertempuran hari pahlawan adalah Sutomo, K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Wahab Hasbullah.

Itulah sejarah hari pahlawan 10 November serta rentetan peristiwa penting yang melatarbelakangi pertempuran hebat rakyat Indonesia melawan tentara Inggris, AFNEI.***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah

Tags

Terkini

Terpopuler