Profil dan Biodata KH Ahmad Sanusi Tokoh yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional pada Momentum Hari Pahlawan 2022

10 November 2022, 06:17 WIB
Profil dan biodata KH. Ahmad Sanusi, tokoh asal Sukabumi, Jawa Barat yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada momentum peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022 /Tangkap Layar jabarprov.go.id


MALANG TERKINI - KH Ahmad Sanusi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada momentum Hari Pahlawan 10 November 2022.

Profil dan biodata KH Ahmad Sanusi pun ditelusuri netizen untuk mengenali sosok ajengan dari Sukabumi Jawa Barat tersebut.

Berbagai hal terkait KH Ahmad Sanusi dicari tahu, termasuk sejarah, silsilah, keturunan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Profil dan Biodata Ismail Marzuki: Pencipta Lagu Gugur Bunga untuk Hari Pahlawan 10 November

Dalam rangka peringatan Hari Pahlawan 10 November pada 2022 kali ini, pemerintah RI menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 5 tokoh, salah satunya KH Ahmad Sanusi.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tersebut dilaksanakan Presiden Joko Widodo di Istana Negara menjelang peringatan Hari Pahlawan yakni pada 7 November 2022.

Menkopolhukam Mahfud MD menyatakan bahwa mereka diusulkan dari berbagai daerah dan telah diteliti jejak peran juangnya serta diseminar ilmiahkan posisi sejarahnya sehingga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Untuk lebih mengetahui tentang sosok KH Ahmad Sanusi, berikut profil dan biodatanya yang telah dihimpun Malang Terkini dari berbagai sumber.

KH Ahmad Sanusi adalah seorang ajengan yang mendirikan pondok pesantren Syamsul Ulum di Sukabumi, Jawa Barat.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Ayo Move On' dari Syubbanul Muslimin, hingga Mars 'Ayo Mondok'

Dia juga pendiri Al-Ittahadiyatul Islamiyah (AII) serta Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII) dan merupakan tokoh Sarekat Islam.

Di tahun 1945, Kiai Sanusi menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Selain itu, ia membidani lahirnya Tentara PETA (Pembela Tanah Air), BKR (Badan Keamanan Rakyat), serta KNID (Komite Nasional Indonesia Daerah.

Ahmad Sanusi terlahir sebagai anak ketiga dari delapan bersaudara yang merupakan putra pendiri pondok pesantren Cantayam Sukabumi.

Sejak kecil ia mempelajari ilmu-ilmu agama kepada ayahnya serta beberapa pesantren di Jawa Barat dan telah berhasil menghafal kitab suci Al-Quran di usia 12 tahun.

Dengan kecerdasannya dan ketekunannya dalam belajar, ia pun menguasai berbagai disiplin ilmu agama Islam, seperti Nahwu, Sharaf, Tauhid, Fiqh, Tafsir, Mantiq, dan lain-lain.

Ketika berusia 20 tahun, Ajengan Sanusi menikah dengan seorang wanita yang berasal dari Kebonpedes, Baros, Sukabumi.

Baca Juga: 10 November 2022 Tanggal Berapa Hijriah? Cek Kalender Islam Hari Ini!

Kemudian mereka berdua pergi ke Mekah untuk beribadah haji dan memperdalam ilmu-ilmu keagamaan di sana selama kurang lebih tujuh tahun.

Di antara guru-gurunya yaitu Syaikh Ali al-Maliki, Syaikh Ali at-Thayyibi al-Madani, Syaikh Junaidi Garut, Haji Abdullah Jawami, Syaikh Saleh Bafadhil.

Selain mereka, juga Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, Syaikh Mukhtar at-Tarid, Syaikh Said Jawani (seorang mufti Syafi’i), serta Syaikh Mahfud Termas.

Ahmad Sanusi juga mempelajari dan mendalami beberapa cabang ilmu umum, seperti Fisika, Kimia, dan sebagainya.

Selama bermukim di Mekah, Ajengan Sanusi telah mengenal ide-ide pembaharuan dari Syekh Muhammad Abduh, Syekh Rasyid Ridha, maupun Syekh Jamaluddin al-Afghani.

Kendati demikian, ia tetap berpegang teguh dengan tradisi Mazhab Syafi’i sebagaimana guru-gurunya di Mekah

Setelah kembali ke Tanah Air di tahun 1915, dia membantu mengajarkan ilmu agama di pesantren milik ayahnya.

Selanjutnya, ia pun mendirikan pesantren sendiri di Kampung Genteng, sehingga dirinya dikenal sebagai Ajengan Genteng.

Pesantren tersebut diberi nama Pondok Pesantren Babakan Sirna Genteng yang ia kelola selama 6 tahunan hingga 1927.

Ia meninggalkan pesantrennya itu karena dirinya ditahan 15 bulan di penjara Cianjur dan Sukabumi serta diinternir (dibuang) ke Batavia Centrum selama 6 tahunan.

Baca Juga: 10+ Contoh Pantun Hari Pahlawan 10 November untuk Lomba Sekolah SD, SMP, SMA

Meskipun tanpa memiliki pesantren di Batavia Centrum, namun kegiatan dakwahnya tak terhenti sehingga ia pun mendapat julukan Ajengan Batawi.

Kemudian pada 1934, Ajengan Sanusi dipindahkan ke Sukabumi dengan status tahanan kota dan di sana mendirikan Pesantren Syamsul Ulum Gunungpuyuh.

Pesantren yang baru tersebut ia pimpin selama sekitar 16 tahun, yang 11 tahunan ketika dirinya sudah dalam status orang bebas.

Semasa hidup, Ajengan Ahmad Sanusi telah menghasilkan ratusan karya kitab dalam berbagai disiplin ilmu keagamaan.

Tercatat tidak kurang dari 400 judul kitab karyanya, mencakup berbagai cabang ilmu, baik akidah, fiqih, tasawuf, akhlaq, tata bahasa Arab, bahkan politik dan ekonomi Islam.

Ia juga berhasil mendidik anak-anaknya serta santri-santrinya menjadi ulama-ulama besar dan berpengaruh hingga di tingkat nasional.

K.H Ahmad Sanusi dalam kiprahnya telah memberikan banyak kontribusi baik dalam perkembangan agama maupun dalam proses kemerdekaan Indonesia.

Ia telah mendapatkan penghargaan bintang Maha Putera Utama dari Presiden Soeharto serta bintang Maha Putera Adipradana dari Presiden SBY.

Baca Juga: 5 Fakta Seputar Hari Pahlawan 10 November yang Wajib Diketahui

Biodata KH Ahmad Sanusi

Nama:
KH Ahmad Sanusi

Tempat lahir:
Cantayan, Cikembar Cibadak, Sukabumi

Tanggal lahir:
12 Muharram 1306 H/18 September 1888 M

Orang tua:
KH. Abdurrahim bin Yasin

Istri:
Siti Juwariyah binti H. Affandi

Wafat:
15 Syawal 1369 H/31 Juli 1950 M

Demikian profil dan biodata KH Ahmad Sanusi, seorang tokoh ulama asal Jawa Barat yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah

Tags

Terkini

Terpopuler