Kronologi Santri Ponpes An-Nur 2 Bululawang Malang Ditemukan Tergeletak Berdarah, Diduga Dianiaya Teman

8 Januari 2023, 12:02 WIB
Kronologi santri pondok pesantren (ponpes) An-Nur 2 Bululawang Malang diduga mengalami penganiayaan oleh temannya /Tangkap layar TikTok@samouhank

MALANG TERKINI - Berikut kronologi santri ponpes An-Nur 2 Bululawang, Malang, ditemukan tergeletak berdarah diduga dianiaya temannya sebagaimana yang disampaikan orang tua korban.

Salah seorang santri di pondok pesantren An-Nur 2 Bululawang, Kabupaten Malang, yakni DFA, diduga mengalami penganiayaan oleh temannya hingga tergeletak berdarah.

Kasus dugaan penganiayaan terhadap santri An-Nur 2 Bululawang tersebut telah dilaporkan orang tua korban ke Polres Malang.

Baca Juga: Kronologi Wanita Korban Pembunuhan di Bali Ditemukan saat Malam Tahun Baru dalam Kamar Kos, Tewas Tanpa Busana

Menurut ayah DFA, yakni Abdul Aziz, kejadian itu diketahui bermula dengan adanya firasat buruk dari sang istri.

"Bila istri saya tidak punya firasat jelek terhadap anak saya yang berada di Pondok Pesanten An-Nur 2 Bululawang, (maka peristiwa) ini tidak ada yang tahu. Kejadiannya sampai tergeletak berdarah, dari hidung itu," ungkap dia kepada wartawan pada Senin, 2 Januari 2022.

Dia menjelaskan, istrinya yang punya firasat tidak enak itu kemudian berkunjung ke pondok dan mendapati anaknya dalam keadaan terluka.

"Dicari, kok ndak ikut sholat berjamaah, dan didatangi ke kamarnya, dan teman-temannya bersegera (pergi) karena takut istri saya tahu, dan darahnya dibersihkan pakai satu gayung," terang dia.

Baca Juga: Kronologi Pembakaran Orang Hidup-Hidup di Penjaringan Jakarta Utara

Kemudian ia ditelepon istrinya, lantas menyusul ke pondok dan melihat anaknya dalam kondisi babak belur.

"Saya sudah lihat mata itu sudah lebam sekali, dua kelopak mata, dahi benjol, terus macem-macem, dan saya marah betul itu," ujar dia.

Lalu ia menarik anaknya dari pondok dan melarikan ke Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada Sabtu, 26 November 2022.

Baca Juga: Kronologi Kerangka Manusia Ditemukan di Ladang Tebu Kepanjen Malang, Polisi Periksa Dua Saksi

Abdul Aziz pun melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian, serta mengajukan permohonan visum.

"Lalu ada dokter forensik. Kemudian dalam sekitar sepuluh hari, hasil visumnya sudah terbit. Ditemukan selain lebam kedua mata terus kepala itu benjol, dahi benjol, badan-badan ini banyak lebam, itu tulang hidungnya patah," bebernya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa anaknya dianiaya lantaran diduga melaporkan teman yang tidak mengikuti pelajaran (bolos).

"Jadi, hanya ndak ikut pelajaran. Lalu oleh temannya lain dilaporkan bahwa dia tidak ikut pelajaran, informasinya dia merokok di gazebo, tapi temannya pelaku ini ngomong bahwa anak saya yang melakukan" tuturnya.

Baca Juga: Kronologi Terbongkarnya Kasus Mutilasi di Bekasi, Korban Sudah Dilaporkan Hilang Sejak Tahun 2019

Kemudian setelah pelajaran selesai, menurut ayah korban, pelaku menutup pintu dan melancarkan penganiayaan terhadap anaknya.

"Dia naik ke meja, ditendang, dipukuli, diinjak-injak, sampai terkencing-kencing, sampai mohon ampun, dan seterusnya, itu tidak diperdulikan. Setelah itu tergeletak, ditinggal," paparnya.

Abdul Aziz menyebutkan pelaku ada satu orang berinisial KR, sedangkan yang memfitnah anaknya ada dua orang.

Ia juga menyampaikan dirinya sudah menerima SP2HP bahwa semua pihak telah diperiksa polisi, mulai dari kepala pondok, ketua keamanan, ustaz pendamping, kepala SMP beserta wakilnya, hingga dewan pengasuh.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler