Terjadi Kembali, Sebanyak 3000 Sekolah Gagal Input Nilai SNPMB

11 Februari 2023, 19:37 WIB
Kelalaian sekolah dalam menginput nilai-nilai siswa ke dalam sistem PDSS untuk SNPMB membuat ribuan siswa merasa kecewa. /www.freepik.com

MALANG TERKINI – Terjadi kembali sebanyak 3000 sekolah gagal untuk mengikuti Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), pada tahun lalu sebanyak 490 sekolah gagal mengikutsertakan siswa-siswinya untuk mengikuti SNPMB.

Atau yang sebelumnya dinamai dengan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dikarenakan tidak melakukan finalisasi pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PSDSS) .

Meskipun pada tahun 2022 telah ditambahkan tenggat waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi masih tersisa 490 sekolah yang sampai tenggat waktu habis belum menyelesaikan PDSS-nya.

“Jumlah tidak banyak (tidak finalisasi PDSS), hanya 490 sekolah yang itu kalau dipersentase itu 2,58 persen,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Budi Prasetyo secara online, Senin, 13 Februari 2022.

Baca Juga: Biaya UKT Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalur SNMPTN dan SBMPTN 2022

Lalu, pada tahun ini kejadian tersebut terulang kembali yang mengakibatkan sekira 70.000 siswa-siswi dari 3000 sekolah tidak bisa mengikuti SNPMB dikarenakan kelalaian dari pihak sekolah.

“Biasanya yang bermasalah adalah (sekolah) terlambat memasukkan nilai ke dalam sistem kami,” ucap Bekti Cahyo Hidayanto selaku Sekertaris Eksekutif pada saat melakukan sosialisasi pendaftaran mahasiswa baru Universitas Padjadjaran (UNPAD) secara daring pada Jumat, 10 Februari 2023.

Pihak sekolah selalu berdalih dengan alasan yang sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu disebabkan nilai-nilai belum diinput, sampai akhir tenggat waktu pengisian PDSS hanya sepertiga yang berhasil melakukan pengisian PDSS.

Baca Juga: Biaya UKT Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalur SNMPTN dan SBMPTN 2022

Adapun sisanya sebanyak dua pertiga berebut server pada akhir tenggat waktu, alhasil banyak yang kesulitan mengakses sistem yang disebabkan server down. “Semuanya berebutan sekolah mau mengisi padahal nilainya banyak,” imbuhnya.

Padahal dari staff SNPMB telah memberikan tenggat waktu selama satu bulan terhitung sejak 9 Januari 2023 hingga 9 Februari 2023 pukul 3 sore. Menurut Sekertaris Eksekutif SNPMB harusnya sekolah telah menyelesaikan pembagian rapor semester 1 sampai semester 5 pada bulan Desember lalu.

Tetapi waktu yang ada tidak digunakan semaksimal mungkin yang mana seharusnya nilai-nilai itu telah selesai dimasukkan ke database PDSS “Kok belum jadi, masih buat nilai lagi,” ungkapnya.

Menurut Bekti, masalah ini sering terjadi. Sekolah melakukan pembuatan kartu sertifikat alternatif untuk proses seleksi masuk universitas negeri. Setiap tahunnya, terdapat sejumlah sekolah yang tidak bisa terdaftar karena alasan yang sama, ungkap Bekti. Ia menambahkan bahwa SNPMB, yang sebelumnya dikenal dengan nama SNMPTN, sekarang memiliki aturan yang lebih ketat dan terstruktur.

Baca Juga: Wajib Cek! 20 PTN dengan Kuota Lolos SNMPTN 2022 Terbanyak

Menurut aturan baru, semua nilai kredit yang diperoleh saat bersekolah di SMA dianggap setara. “Tidak ada nilai yang dianggap lebih penting dari yang lain, sehingga semuanya harus diambil dan dirata-rata,” terang Bekti. Proses selanjutnya adalah memilih program studi, dengan proporsi nilai sertifikat sebagai acuan minimum sebesar 50 persen.

Bekti menyadari bahwasanya tidak semua sekolah memiliki tim IT sendiri, alhasil guru senior yang harus beradaptasi dengan sistem baru yang digunakan pada saat ini dan pada akhirnya terjadi kesalahan data yang dapat merugikan pihak sekolah ataupun siswa, kata Bekti. ***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler