Google Doodle Hari ini Peringati Ulang Tahun Sapardi Djoko Damono, Penyair Hujan Bulan Juni

20 Maret 2023, 09:56 WIB
Sapardi Djoko Damono, penyair Hujan Bulan Juni /www.google.com

MALANG TERKINI – Hari ini Google menampilkan doodle peringatan hari lahir Sapardi Djoko Damono, penyair yang merevolusi puisi liris di Indonesia.

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga terkemuka di Indonesia, ia terkenal akan puisi-puisinya yang sarat dengan kata-kata sederhana.

Sapardi lahir pada 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah. Ayah dan Kakeknya adalah seorang abdi dalem di Keraton Kasunanan, Surakarta.

Masa kecil Sapardi dihabiskan untuk membaca di perpustakaan. Dengan membaca setiap buku yang ia dapatkan, ia lalu torehkan ke dalam puisi-puisi saat bersekolah di SMA Surakarta.

Baca Juga: 8 Maret 2023: Google Luncurkan Doodle untuk Peringatan Hari Perempuan Internasional 2023

Saat inilah, awal karir menulis Sapardi dimulai. Banyak karya-karyanya saat duduk di bangku sekolah menengah dimuat di majalah. Kesukaannya pada menulis, semakin ia digeluti saat berkuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Setelah mendapatkan gelar Sarjana pada jurusan Bahasa Inggris dari Universitas Gajah Mada, Sapardi kemudian melanjutkan pendidikan Pascasarjana dengan mengambil jurusan Sastra Indonesia.

Ketika mulai bekerja sebagai penyiar radio dan asisten teater, Sapardi lebih serius untuk mendalami lagi menulis puisi.

Keseriusannya dimulai saat Sapardi berhasil merilis kumpulan puisi pertamanya, dukaMU abadi di tahun 1969. Kala penyair Indonesia lainnya fokus pada ide-ide refleksi serta tentang kemasyarakatan, terobosan yang dilakukan oleh Sapardi telah mengantarkannya sukses debut menjadi seorang Sastrawan di Indonesia. Bahkan karena kesuksesan buku tersebut, Sapardi bisa menjadi Guru Besar Sastra di Universitas Indonesia.

Baca Juga: Dijadikan Google Doodle, Begini Perjalanan Karir 'The Godfather of Broken Heart'

Tulisan-tulisan puitis dengan gaya lugas dan introspektif berhasil melahirkan tiga kumpulan puisi baru, hingga Sapardi dianugerahi penghargaan Southeast Asian Writers Award yang diselenggarakan oleh ASEAN pada 1986.

Mimpi Sapardi untuk dapat memperkenalkan seni ke seluruh negeri, ia buktikan dengan mendirikan Perhimpunan Cendekiawan Sastra Indonesia dan menjadi pemimpin dalam organisasi tersebut. Peran lainnya di dunia sastra diantaranya, ia menjadi penerjemah karya sastra di seluruh dunia ke dalam bahasa Indonesia. Saduran karya sastranya yang paling terkenal kala itu adalah karya dari seorang penulis asal Amerika Serikat, Ernest Hemingway berjudul The Old Man and the Sea.

Hujan Bulan Juni ia turunkan pada tahun 1994, telah berhasil menginspirasi beberapa musisi di Indonesia.

Universitas Indonesia telah mengangkat Sapardi sebagai Dekan Fakultas disana. Serta mengadakan resital pada puisi-puisinya di tahun 2010 untuk merayakan karya-karyanya.

Baca Juga: Google Meluncurkan AI Baru untuk Saingi ChatGPT, Ini Perbedaannya

Atas karya-karya besarnya, Supardi banyak memperoleh penghargaan bergengsi termasuk Penghargaan Achmad Bakrie untuk Sastra pada tahun 2003 dan Penghargaan Akademi Jakarta pada tahun 2012.

Supardi telah tutup usia pada 19 Juli 2020, namun puisi-puisinya masih dibaca di seluruh dunia dan menjadi ide untuk para generasi muda.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler