Kemenkominfo Ajak UMKM Produksi Produk Lokal yang Dapat Tandingi Produk Asing

21 September 2023, 23:46 WIB
Dirjen APTIKA Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menjadi pembicara dalam "AFPI UMKM Digital Summit 2023" di Jakarta, Kamis (21/9/2023). (ANTARA/Livia Kristianti) /

MALANG TERKINI - Saat ini persaingan di sektor industri tidak hanya terjadi antara produsen dalam negeri, namun juga bersaing dengan luar negeri. Apalagi saat ini produk asing sudah mulai merajai pasar Indonesia.

Produk asing yang semakin berkembang di Indonesia tentunya akan mengancam eksistensi dari produk lokal bila terus dibiarkan masuk dan tidak adanya upaya antisipasi.

Pemerintah memlalui Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemenkominfo pun mencoba memberikan solusi agar produksi produk lokal tetap baik dan hasilnya dapat bersaing atau dapat menandingi produk asing yang baru saja masuk.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak para pelaku UMKM di era transformasi digital agar memperbanyak produk-produk yang mengangkat keunikan budaya dan nilai lokal sehingga dapat bersaing dengan produk-produk asing yang saat ini dijual lewat platform online.

Ajakan itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Dirjen Aptika) Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menanggapi fenomena menurunnya performa penjualan UMKM yang diduga terjadi akibat tren social commerce.

"Menurut saya UMKM Indonesia punya keunikannya sendiri. Artisan Design, racikan produk otentik yang mengangkat nilai lokal. Jangan hanya bersaing dengan produk-produk yang diproduksi masif. Kita harus unggul dengan keunikan produk bernilai lokal. Ini harusnya yang kita dorong sehingga bisa bersaing," ujar Semuel dalam acara diskusi yang diselenggarakan AFPI di Jakarta, Kamis.

Semuel lebih lanjut mengatakan Kemenkominfo dalam menanggapi tren social commerce melihat bahwa sebenarnya tren ini sudah ada sejak lebih dari satu dekade.

Ia menceritakan salah satu pelopor social commerce di Indonesia ialah munculnya Forum Jual Beli seperti Kaskus yang popularitasnya semakin melejit di 2012.

"Nah yang membedakan social commerce dulu dan sekarang ialah difasilitasi transaksi dan logistiknya yang diatur," kata pria yang akrab disapa Semmy itu.

Adapun social commerce di era transformasi digital dan tengah beroperasi di Indonesia menurut Semmy sudah mengikuti ketentuan dan regulasi yang berlaku.

Maka dari itu, Kemenkominfo tidak bisa sembarang menutup akses layanan platform social commerce terkait.

Ia pun mengajak agar para UMKM bisa melihat tren social commerce saat ini sebagai bentuk untuk mengembangkan produknya dan justru bisa memacu perluasan pasar tidak hanya di kancah nasional saja tapi juga negara lain.

"Di ruang digital yang saat ini tidak ada batas, justru kita harus memanfaatkannya. Jangan hanya merasa diserang terus oleh barang dari luar (negeri). Ini giliran kita yang harus menyerang barang luar dengan keunggulan-keunggulan produk yang mengangkat nilai lokal," ujar Semmy. ***

Editor: Ianatul Ainiyah

Tags

Terkini

Terpopuler