Kabupaten Nunukan Kembali Alami Bencana Banjir Kiriman dan Laut Pasang, BPBD: Akibat Pendangkalan Sungai

28 September 2023, 10:11 WIB
Ilustrasi - Warga berfoto di halaman SD 002 Sembakung yang tergenang banjir. ANTARA/HO-BPBD Kaltara /

MALANG TERKINI - Ketika beberapa daerah di Indonesia mengalami musim kemarau hingga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), ternyata ada beberapa daerah lain yang mengalami musim penghujan dan banjir.

Salah satunya yang baru saja terjadi di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Kuat dugaan banjir ini disebabkan adanya banjir kiriman dari Malaysa serta adanya laut pasang.

Banjir ini pun juga bisa disebabkan adanya pendangkalan sungai sehingga mendukung adanya banjir akibat kiriman maupun laut pasang.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Arief Budiman menyebut banjir di wilayahnya diakibatkan banjir kiriman dari Malaysia, serta laut pasang yang bertemu di hilir yang mengalami pendangkalan.

Arief dalam acara daring Teropong Bencana diikuti di Jakarta, Rabu (27/9) menyebut hilir Sungai Nabawan di Malaysia berada di wilayah Kecamatan Sembakung, yang mana daerahnya rendah dan mengalami pendangkalan, serta memiliki jalur air laut.

"Air lambat keluar. Apalagi kalau misalnya pas ketemu antara air laut pasang dengan banjir," kata Arief.

BPBD Nunukan telah membuat Desa Tangguh Bencana di tiap desa di lima kecamatan rawan terdampak banjir yakni Kecamatan Lumbis Pansiangan, Lumbis Ogong, Lumbis, Sembakung Atulai kemudian Sembakung.

Pembentukan Desa Tangguh Bencana juga mendapat penguatan dari Dinas Sosial setempat guna menyediakan posko, dapur umum, dan tenda lokasi pengungsian.

Saat tanggap darurat banjir yang masih berlangsung hingga kini, Arief mengatakan pihaknya sudah membuka dapur umum bersama relawan bencana, TNI dan Polri untuk pengungsi yang membutuhkan makanan.

Baca juga: BPBD Nunukan: Dua kecamatan masih terendam banjir
Baca juga: BPBD Nunukan: Banjir timbulkan satu korban jiwa
​​​​​​
Selain itu, makanan dari dapur umum juga telah disiapkan untuk warga yang terjebak banjir di rumah masing-masing, sambil memantau warga tersebut.

Arief mengatakan banjir di Sembakung dan sekitarnya saat ini memiliki periode banjir besar tiga tahunan. Intensitasnya semakin tinggi, karena sebelumnya banjir besar datang lima tahun sekali.

Menurut dia, hal itu dipengaruhi pembukaan lahan di Malaysia, yang mengonversi hutan-hutan menjadi kebun sawit, sehingga air kiriman banjir berwarna cokelat.

Hal itu berbeda dengan air dari Indonesia, yang berwarna jernih karena banyaknya hutan yang masih terjaga.

"Itu menyebabkan terjadi pendangkalan sungai di wilayah Semakung, sehingga air lambat keluar," kata dia. ***

Editor: Ianatul Ainiyah

Tags

Terkini

Terpopuler