Viral Sinopsis Buku How Democracies Die yang Dibaca Anies Baswedan

- 23 November 2020, 18:57 WIB
Anies Baswedan
Anies Baswedan /Instagram/aniesbaswedan

MALANG TERKINI - Nama Anies Baswedan kembali viral, kali ini karena Gubernur DKI Jakarta ini mengisi waktu senggangnya dengan membaca buku How Democracies Die. Apa sebenarnya yang dibahas di dalam buku How Democracies Die?

Untuk tahu lebih lanjut, simak sinopsis buku How Democracies Die yang jadi pilihan Anies Baswedan berikut ini.

Menurut situs Goodreads, How Democracies Die ini diterbitkan tahun 2018. Buku ini ditulis oleh pengamat politik terkemuka dari Harvard, yaitu Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. 

Baca Juga: Ciri-ciri Cewek Jatuh Cinta, Jangan Sampai Terlambat dan Diambil Orang Lain

Buku terbitan Crown Publishing group ini kemudian diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2019 di Indonesia dengan judul, ‘Bagaimana Demokrasi mati’ dengan tebal 288 halaman.

How Democracies Dies ditulis berdasarkan penelitian bertahun-tahun dan berbasis pada contoh sejarah global. Kedua ilmuan ini meneliti mulai dari masa Eropa tahun 30-an, yakni dari Hungaria, Turki, Venezuela, hingga ke Amerika bagian selatan.

Selain memberi contoh bagaimana demokrasi bisa mati, buku ini juga membahas bagaimana sistem demokrasi tersebut bisa diselamatkan.

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Start-Up Episode 12 Malam Ini, Minggu 22 November 2020

Menurut dua ilmuwan Harvard tersebut, kematian demokrasi bisa terjadi apabila ada pemimpin otoriter yang terpilih. Hal ini dikarenakan pemimpin yang otoriter dapat menyalahgunakan kekuasaan dan berpotensi melakukan penindasan.

How Democracies Die menceritakan bahwa matinya demokrasi itu mulai terlihat di seluruh dunia saat ini. Oleh karenanya kita diminta waspada dan belajar dari sejarah sebelum terlambat.

Contoh lain yang menarik dari buku ini adalah Negara Belgia pada tahun 1930. Waktu itu rezim otoriter berhasil dikalahkan setelah partai Katolik sayap kanan bergabung dengan partai liberal.

Baca Juga: Profil Nunu Datau, Pemeran Tante Tiara, Ibu Kandung Cahaya di Sinetron Anak Band SCTV

Contoh menarik lain adalah negara Jerman, ketika Perang Dunia III berakhir, baik partai sayap kiri dan sayap kanan saling bekerja sama sehingga bisa memberantas kaum extrimis di tata pemerintahan.

Negara Chile juga menjadi contoh yang baik, Augusto Pinochet berhasil diturunkan dari jabatannya setelah ada persekutuan antara partai Demokrat Kristen dan Sosialis. Kedua partai ini berkomitmen untuk selalu menjaga demokrasi.

Menurut buku How Democracies Die, demokrasi itu membutuhkan adanya politisi yang bersedia menempatkan stabilitas negara dalam jangka panjang daripada keuntungan jangka pendek.

Baca Juga: Profil Mayang Yudittia, Pemeran Michelle di Ikatan Cinta, Cantiknya Kebangetan

Memang benar bahwa salah salah satu hal yang menjadi pemicu munculnya rezim otoriter ini adalah runtuhnya kewibawaan partai politik, krisis ekonomi, dan adanya ketidakpuasan masyarakat dengan pemerintahan yang ada.

Akhir kata, buku ini cukup sederhana dan ringkas dalam menjelaskan matinya sistem demokrasi yang tampaknya mulai menunjukkan gejala di berbagai belahan dunia. ***

Editor: Devi Ratnaning Ayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x