Kampanye 16 hari yang dimulai tanggal 25 November ini juga menekankan perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah perbuatan yang melanggar HAM. Kemudian memastikan adanya perlindungan bagi para korban kekerasan itu sendiri.
Kampanye ini turut mengajak semua lapisan masyarakat untuk turut aktif dalam menghapuskan segala bentuk kekerasan akibat adanya perbedaan gender.
Baca Juga: Viral Sinopsis Buku How Democracies Die yang Dibaca Anies Baswedan
Rangkaian Kampanye Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Rangkaian 16 hari kampanye hari anti kekerasan terhadap perempuan juga bersinergi dengan perayaan hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember. Selanjutnya ada peringatan hari internasional untuk penghapusan perbudakan pada tanggal 2 Desember.
Pada tanggal 3 Desember rangkaian kampanye ini menyentuh Hari Internasional bagi Penyandang Cacat, kemudian pada tanggal 5 Desember diperingati sebagai hari Internasional bagi sukarelawan.
Puncaknya adalah tanggal 6 Desember yakni Hari Tidak Ada Toleransi Bagi Kekerasan terhadap Perempuan dan diakhiri dengan peringatan besar di hari HAM pada tanggal 10 Desember.
Baca Juga: Ciri-ciri Cewek Jatuh Cinta, Jangan Sampai Terlambat dan Diambil Orang Lain
Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan di Indonesia sendiri turut mendapat perhatian dari dunia internasional karena ditengarai kekerasan terhadap perempuan di Indonesia cukup tinggi dan seringkali testimoni mereka itu diragukan.
Kampanye global Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan ini di bawah pengawasan Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dan digawangi langsung oleh UN Women. Tema dari kampanye tahun 2020 ini adalah ‘Orange the world: Fund, Respond, Prevent, Collect’.***