Integrasi Budaya Kuliner Indonesia - Meksiko Melalui Tempe

- 27 November 2020, 13:05 WIB
Pengerajin Tempe
Pengerajin Tempe /MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO

MALANG TERKINI - Salah satu makanan olahan berbasis kedelai, tempe, dinilai dapat menjadi jalan integrasi budaya kuliner antara Indonesia dan Meksiko. 

Tempe dapat menggantikan posisi protein hewani dalam kuliner Meksiko. Tempe di Meksiko mulai digunakan sebagai sajian makanan dan sayuran olahan di restoran-restoran di Mexico City, khususnya di daerah colonia Roma yang menawarkan makanan bagi para vegetarian.

Tempe sudah hadir di Meksiko setidaknya sejak tahun 2005. Hal itu dirintis oleh seorang warga Meksiko bernama Luisa Velez Martines,dilansir dari laman resmi Kemlu.

Baca Juga: KBRI Berhasil Pulangkan 22 Pekerja Migran Indonesia dari Aljazair

Luisa adalah salah satu alumnus penerima program beasiswa dari Pemerintah Indonesia, Darmasiswa. Ia telah menjadi pengusaha tempe di negara asalnya.

Luisa mulai tertarik menjadi pengusaha tempe di Meksiko setelah mendapat mentor dari pengusaha tempe asal Indonesia yang tinggal di Jepang, yaitu Rustono.

Hal ini dikisahkannya di sebuah webinar yang diselenggarakan oleh KBRI Mexico City yang bertema “El Tempe:  un alimento nutritivo de Indonesia como una oportunidad de integración culinaria Mexicana e Indonesia/ Tempe: olahan pangan bergizi Indonesia sebagai sebuah peluang integrasi kuliner Mexico dan Indonesia" .

Tak hanya itu, Webinar juga mengundang Chef asal Meksiko Lalo Plascencia yang memaparkan potensi tempe dapat diintegerasikan dengan kuliner meksiko. 

Baca Juga: 4 Kuliner Legendaris di Malang, Bahkan Ada yang Berdiri Sejak Zaman Penjajahan Belanda

Baik Chef Lalo maupun Luisa, keduanya merasa bahwa tempe merupakan olahan pangan yang penting setara dengan proses tamalisasi/ proses olahan jagung yang merupakan bahan konsumsi utama di Meksiko. 

”Tempe seperti sponge, diberikan aneka saus langsung dapat cepat menyerap dan dapat dikombinasikan dengan berbagai kuliner karena sifatnya yang fleksibel, tanpa rasa, sehingga bisa diterima secara global,” terang Lalo.

Luisa juga menyampaikan terima kasihnya kepada Indonesia karena telah menciptakan tempe untuk dunia.

Baca Juga: Bisnis Kuliner Gibran Rakabuming Dapat Suntikan Dana 2 Juta US Dolar

Dalam kesempatan yang sama Evi Siregar, dosen studi Asia Pasifik dengan fokus Indonesia yang berkarya di Colegio de Mexico, menjelaskan sejarah tempe di Indonesia. 

Ia juga menjabarkan kandungan gizi dan hasil olahan tempe yang banyak dikonsumsi oleh orang Indonesia. ***

Editor: Lazuardi Ansori

Sumber: Kemlu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x