Detik-detik Peristiwa G30S PKI dan Akhir dari Partai Komunis Indonesia

- 30 September 2021, 12:25 WIB
ilustrasi - Ilustrasi: Peristiwa G30S PKI dan akhir dari komunisme di Indonesia
ilustrasi - Ilustrasi: Peristiwa G30S PKI dan akhir dari komunisme di Indonesia /ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/

MALANG TERKINI – Pemberontakan PKI dan tragedi pembantaian pada 30 September 1965 merupakan salah satu sejarah terkelam di Indonesia. 

Peristiwa itu juga menjadi ulasan pada salah satu bab pada buku Julia Lovell, seorang profesor dari University of London yang berjudul 'Maoism – A Global History'. 

Pada bab kelima ‘The Indonesian Connection’ di buku itu memaparkan peristiwa G30S PKI tahun 1965. Di bawah Jenderal Soeharto, Angkatan Darat Indonesia merebut kekuasaan dari Presiden Soekarno dan memusnahkan Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Baca Juga: Patung Sejarah G30S PKI Diambil oleh Penggagasnya, Fadli Zon: Benda Museum tak Bisa Diangkut Seenaknya

Pembantaian di tahun 1965 tersebut menewaskan jutaan orang. Tapi, lebih dari 50 tahun kemudian, orang Indonesia tidak dapat mempertanyakan versi resmi dari apa yang terjadi. Walaupun begitu, peristiwa menjelang kejadian G30S PKI masih bisa ditelusuri. 

Menjelang Kudeta

Meskipun gerakan akar rumput PKI yang terinspirasi oleh prestasi Mao banyak dipuji di China, militer Indonesia menjadi hambatan besar dalam perebutan kekuasaan. 

Konon, PKI dianggap berbahaya karena menganut ideologi asing dan menjadi ancaman bagi elit yang berkuasa sejak revolusi. Selain itu, sikapnya yang sangat terorganisir dan disiplin diduga bisa menyaingi tentara itu sendiri. 

Baca Juga: Mengenang Peristiwa G30S PKI: Sosok Jenderal Ahmad Yani Sasaran Utama Pemberontakan

Walaupun PKI dianggap menganut ideologi asing dan didukung China, rupanya tentara juga melibatkan bantuan rahasia dari kekuatan asing untuk menumpas PKI. Dalam kasus ini adalah Amerika Serikat. 

Ketika terjadi keretakan antara PKI dan Tentara Indonesia, terjadi polarisasi antara penduduk sipil. Kemudian, ada dua peristiwa mendorong masalah menjadi bencana: 

- Pada bulan Mei 1965, Menteri Luar Negeri Indonesia, Subandrio, mempublikasikan rancangan telegram yang diduga ditulis oleh duta besar Inggris, Andrew Gilchrist. Hal ini mengacu pada rencana serangan Inggris dan Amerika terhadap Indonesia yang dibantu oleh ‘teman-teman tentara lokal’.

Pada rapat umum PKI kemudian, Subandrio mengatakan ada 'bukti dokumenter' dari kontra-revolusi yang akan segera direncanakan terhadap Soekarno.

- Pada bulan Agustus 1965, Soekarno pingsan tiga kali dan PKI akan kehilangan Soekarno sebagai perisainya melawan Tentara Indonesia. PKI yang khawatir memutuskan untuk bertindak lebih dulu. 

Baca Juga: Gatot Tuding TNI Disusupi Paham Komunis dengan Hilangnya Patung Sejarah G30S PKI, Dudung: Itu Tuduhan Keji

Upaya kudeta 30 September

Pada 1 Oktober 1965, orang-orang Indonesia terbangun oleh siaran sepuluh menit tentang tindakan tiba-tiba oleh 'Gerakan 30 September'.

Organisasi misterius telah menangkap 'sejumlah jenderal' yang dianggap merencanakan 'kudeta kontra-revolusi yang disponsori CIA’ menjelang Hari Angkatan Bersenjata pada 5 Oktober.

Di bawah arahan PKI, hal-hal berikut terjadi: 

  • Tujuh regu tentara menangkap tujuh jenderal Angkatan Darat anti-PKI dan mengeksekusi mereka di sebuah tempat bernama Lubang Buaya.
  • Para jenderal yang terbunuh dibuang ke dalam sumur, ditutupi dengan tanah, dan tumbuh-tumbuhan. 

PKI tidak memperhitungkan tindakan tegas yang diambil Jenderal Soeharto untuk menghentikan kudeta. Selain itu, mereka membuat perencanaan dan persiapan dasar yang kurang.

Soeharto dengan cepat mengambil alih situasi dan menunjuk dirinya sendiri sebagai komandan tentara dengan mengesampingkan Soekarno.

Baca Juga: Mengenal DN Aidit, Dalang Dibalik G30S PKI

Dalam waktu dua belas jam, Jenderal Soeharto telah mengamankan Lapangan Merdeka dari pasukan G30S PKI, sebelum menyingkirkan mereka dari pangkalan Halim. 

Pada dini hari tanggal 2 Oktober, para pemimpin kudeta dan pasukannya, sekitar 4.000 orang, telah tersebar ke berbagai arah. 

Soeharto juga memerintahkan pasukan untuk melacak mereka, tetapi juga memanfaatkan kudeta yang gagal untuk melenyapkan siapa pun yang dicurigai bersimpati pada komunisme.

Sejak saat itu, Soeharto menyerukan agar PKI dibasmi dan dihancurkan sampai ke akar-akarnya.***

Editor: Lazuardi Ansori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah