Petani memiliki daya tawar yang rendah. Ketika perusahaan telah mematok harga, maka mereka tidak memiliki bargaining.
Baca Juga: Ditanya Keputusan Capres dan Cawapres, Ganjar Pranowo: Itu Bahaya
Selain itu, kenaikan cukai memiliki dampak besar pada petani. Ketika cukai naik, perusahaan mengurangi serapan. Sehingga, harga tembakau menjadi anjlok.
Ganjar Pranowo menerangkan bahwa dahulu pernah ada wacana mengubah komoditi tembakau menjadi kayu manis dan kopi.
Namun ternyata, impor tembakau dari luar negeri justru malah semakin banyak. Pada tahun 2015 impor tembakau mencapai 75 ribu ton.
Demikian di tahun-tahun berikutnya semakin meningkat. Dalam catatannya, laki-laki 53 tahun itu menyebut tahun 2018, impor tembakau mencapai 121 ribu ton
“Para Petani (tembakau) telah menjadi salah satu tumpuan ekonomi negara, jangan sampai mereka merasa sedih, merasa tidak diperhatikan,” kata Gubernur berusia 53 tahun itu.
Berbicara tembakau tidak hanya perkara rokok, tapi juga bisa dijadikan sebagai bahan riset. Dengan ini, Ganjar Pranowo mengajak untuk turut aktif menangani persoalan tersebut.
“Ayo kita rawat heritage ini, kita lindungi petani dan optimalkan industrinya,” imbuh Ganjar.***