Pelan-pelan Tinggalkan Batubara, Indonesia Anggarkan Sekitar Rp500 T dalam Rencana Baru

- 7 Oktober 2021, 12:11 WIB
Ilustrasi: Perlahan berusaha untuk tinggalkan batubara pada 2028, Indonesia anggarkan sekitar Rp500 T dalam rencana baru Pembangkit Listrik Terbarukan Tenaga Surya
Ilustrasi: Perlahan berusaha untuk tinggalkan batubara pada 2028, Indonesia anggarkan sekitar Rp500 T dalam rencana baru Pembangkit Listrik Terbarukan Tenaga Surya /PIXABAY/Fietzfotos

 

MALANG TERKINI – Indonesia telah mengumumkan rencana pengadaan listrik baru dengan dana hingga 500 triliun rupiah ($35 miliar) untuk pengembangan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dalam dekade mendatang.

Ini karena ekonomi terbesar di Asia Tenggara bertujuan untuk mengurangi ketergantungannya pada batubara.

Pada Nikkei Asia, Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang memonopoli sektor listrik negara itu, menyebut rencana pengadaan terbarunya - RUPTL 2021-30 - yang ramah lingkungan hingga saat ini.

Baca Juga: Indonesia Targetkan Penambahan Kapasitas Tenaga Surya pada Tahun 2030

Energi terbarukan akan mendominasi pembangunan pembangkit listrik baru yang akan dibangun secara nasional hingga tahun 2030, terhitung 51,6% dari total 40,6 gigawatt kapasitas tambahan yang direncanakan.

Hal itu menandai adanya peningkatan substansial dari 29,6% dalam rencana 10 tahun sebelumnya yang dirilis pada 2019.

PLN biasanya memperbarui RUPTL setiap tahun. Tetapi, tahun lalu adalah salah satu pengecualian akibat pandemi virus corona yang mengganggu prakiraan pertumbuhan ekonomi dan proyeksi permintaan listrik di negara.

Baca Juga: Hati-Hati! Berikut Dampak Buruk Penggunaan Tabir Surya

Dalam webinar yang memaparkan mengenai RUPTL terbaru, Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Republik Indonesia mengatakan bahwa proses yang panjang juga dipengaruhi oleh tren global termasuk permintaan yang lebih dari negara dan konsumen internasional untuk produk hijau, penghentian pembiayaan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil oleh lembaga atau negara sponsor, serta biaya energi terbarukan...yang terus menurun dan semakin kompetitif.

Halaman:

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: Asia Nikkei


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah