MALANG TERKINI – Indonesia menargetkan penambahan kapasitas tenaga surya sebesar 4,68 gigawatt (GW) pada tahun 2030 dengan tujuan memperoleh 51,6% kapasitas daya tambahan dari sumber terbarukan di bawah masterplan baru.
Indonesia, produsen dan pengekspor batubara utama, memperoleh sekitar 60% dari kapasitas listrik yang ada dari pembangkit listrik tenaga batubara.
Pemerintah juga ingin beralih dari bahan bakar fosil dan mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2060.
Baca Juga: Pemerintah Anggarkan 95,13 Triliun untuk Dongkrak UMKM
Dikutip dari Bangkok Post, Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam presentasi virtualnya menyatakan bahwa PLTS ditargetkan karena biayanya yang relatif lebih murah dan waktu pembangunan pembangkit yang lebih singkat.
Dikombinasikan dengan kapasitas yang ada, presentasi menunjukkan bahwa energi terbarukan akan mencakup 25% dari bauran energi Indonesia pada tahun 2030. Pemerintah Indonesia juga mengincar kontribusi lebih besar dari pembangkit listrik tenaga air.
Indonesia secara berkala merevisi masterplan kelistrikan. Di bawah rencana 2019-2028, telah diuraikan adanya 908 MW kapasitas surya baru, dengan 30% pembangkit listrik baru dari energi terbarukan.
Sementara itu, Menteri Arifin mengatakan rata-rata permintaan listrik tahunan direvisi turun menjadi 4,9% untuk dekade berikutnya, dari perkiraan sebelumnya 6,4%, karena dampak pandemi.
Pembangkit listrik baru yang awalnya ditargetkan sebesar 56 GW juga menyusut menjadi 40,6 GW.