Profesor National University of Singapore Puji Jokowi: Dunia Bisa Belajar Banyak dari Model Pemerintahannya

- 9 Oktober 2021, 05:09 WIB
Profesor dari National University of Singapore puji model pemerintahan Jokowi di Indonesia pantas ditiru dunia
Profesor dari National University of Singapore puji model pemerintahan Jokowi di Indonesia pantas ditiru dunia /Channel YouTube @Sekretariat Presiden

MALANG TERKINI – Presiden Indonesia Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi, kembali menarik perhatian. Pasalnya namanya disebut-sebut oleh salah seorang peneliti terkemuka di Asia Research Institute di National University of Singapore, Profesor Kishore Mahbubani.

Profesor Kishore Mahbubani yang masuk dalam kategori 50 pemikir dunia terbaik versi majalah Prospect pada tahun 2014 ini menyebut Jokowi sebagai seorang jenius.

Dalam tulisannya yang dimuat dalam Project Syndicate, Profesor Kishore Mahbubani menyatakan bahwa keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan.

 Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Penanaman Mangrove di Badung Bali

Menurutnya, Jokowi memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia. Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar, bisa memilih pemimpin secara efektif dan demokratis, yakni Presiden Jokowi.

Dilihat dari luas wilayah, Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau ini membentang 5.125 kilometer dari timur ke barat, lebih luas dari benua Amerika Serikat. Profesor Kishore menilai Jokowi telah berhasil memimpin salah satu negara paling sulit di dunia.

Selain itu, hanya sedikit negara besar yang dapat menandingi keragaman etnisnya. Ketika ekonomi Indonesia menyusut 13,1% pada tahun 1998 sebagai akibat dari krisis keuangan Asia, banyak pakar meramalkan bahwa negara akan runtuh, seperti Yugoslavia.

Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Jokowi Bikin Demokrasi di Indonesia Mundur

Tapi, Jokowi telah melakukan hal-hal yang lebih dari sekedar memerintah. Profesor Kishore juga menyatakan bahwa negara-negara demokrasi yang lain pantas iri dengan standar pemerintahan yang telah diterapkan Jokowi.

Profesor Kishore menyoroti bagaimana Jokowi telah menjembatani kesenjangan politik Indonesia. Ia menulis bahwa dalam perbincangannya beberapa waktu lalu, Jokowi sempat membahas tentang pilar ketiga ideologi Indonesia, Pancasila, menekankan persatuan dalam keragaman.

Pembangunan koalisinya yang terampil mengarah pada pengesahan tahun lalu yang disebut Omnibus Law, yang bertujuan untuk meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja baru.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini 9 Oktober: Cinta Leo, Libra, Scorpio, dan Virgo Sedang Diterpa Koplikasi Masalah

Jokowi bisa saja hanyut ke dalam dunia perusahaan miliarder, seperti yang dilakukan banyak politisi. Tetapi orang miskin tetap menjadi fokusnya, dan tidak mengherankan bahwa pemerintahannya telah memberikan banyak program untuk membantu mereka.

Profesor Kishore mengamati usaha pemerintah melakukan redistribusi tanah pada masyarakat kurang mampu, memperkenalkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Program Keluarga Harapan.

Sebelum Jokowi menjabat pada tahun 2014, koefisien Gini ketimpangan kekayaan Indonesia terus meningkat, dari 28,6 pada tahun 2000 menjadi 40 pada tahun 2013. Koefisien kemudian menurun menjadi 38,2. Itu adalah penurunan signifikan pertama dalam 15 tahun.

Baca Juga: Info Lokasi dan Jadwal Vaksin Covid-19 Malang Raya Gratis untuk Umum, Lengkap dengan Link Pendaftaran

Bukan hanya itu, menurut standar internasional, hutang publik Indonesia terbilang rendah, yakni kurang dari 40% dari PDB.

Berkenaan dengan latar belakang Jokowi sebagai mantan eksportir furnitur, Profesor Kishore berpendapat Jokowi memahami betul tantangan yang dihadapi usaha kecil.

Jokowi juga berkomitmen untuk pembangunan infrastruktur. Selama masa kepresidenannya, pemerintah telah mengembangkan rencana untuk membangun jalan raya di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua.

Baca Juga: Strategi Pemerintah Indonesia Antisipasi Covid-19 Gelombang Ketiga

Sementara itu, jaringan kereta bawah tanah Jakarta berkembang pesat, mengurangi kemacetan lalu lintas terburuk di dunia.

Reformasi Jokowi juga membantu meningkatkan peringkat Indonesia dalam indeks Doing Business Bank Dunia dari peringkat 120 pada 2014 menjadi peringkat 73 pada 2020.

Tidak hanya itu, Profesor Kishore mengagumi kebijaksanaan Jokowi yang dengan bijak menjaga hubungan baik dengan China dan AS. Dia pun mengaku bahwa Jokowi pernah berkata bahwa ia mendorong AS untuk berinvestasi lebih banyak di Indonesia, karena investasi China telah jauh lebih besar dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia juga berpartisipasi dalam banyak proyek yang terkait dengan China’s Belt and Road Initiative.

Dalam tulisannya, Profesor Kishore menegaskan bahwa keberhasilan Jokowi patut diapresiasi dan dunia bisa banyak belajar dari model pemerintahannya yang baik.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: Project Syndicate


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah