Ia berpendapat perdagangan daging anjing harus dihentikan. Dasarnya adalah, sumber daging anjing yang tidak jelas.
Baca Juga: Melalui BTS In The Soop Season 2, Jungkook Perkenalkan Anjing Peliharaannya
Ia mencontohkan hewan seperti ayam, sapi dan babi yang dikonsumsi memiliki kondisi peternakan yang jelas, baik latar belakang, makanan dan kebersihannya.
Hal ini berbeda dengan anjing yang tidak tahu bagaimana cara mendapatkannya. Bisa saja anjing liar, anjing yang dicuri dan memang tujuannya tidak untuk dikonsumsi.
Guntur Romli menyayangkan dan tidak membenarkan penganiayaan tersebut. Pun banyak mitos yang seolah membenarkan penganiayaan anjing, misalnya jika membunuh anjing tidak boleh sampai keluar darahnya, kemudian sebelum menyembelih, anjing harus dipukul dan disiksa karena rasa dagingnya berbeda.
Ada Pula informasi jika daging anjing dapat menambah stamina, dan digunakan sebagai obat Covid-19. Guntur Romli menegaskan hal ini tidak benar dan hanya untuk kepentingan pembenaran atas perbuatan menyiksa satwa.
Baca Juga: VIRAL! Pernikahan Hansip di Subang Upacara Cabut Golok bak Upacara Pedang Pora Perwira TNI
“Kami banyak teriak soal kesejahteraan satwa khususnya satwa-satwa domestik,” kata pria berkacamata itu sembari memberi contoh anjing dan kucing.
Kampanye yang saat ini dilakukan oleh Guntur Romli tidak hanya soal hak membela hewan-hewan yang dianiaya dan ditindas hingga mati seperti kasus Cannon, tetapi juga kampanyekan stop makan daging anjing dan hewan domestik atau rumahan lainnya.
Ia berharap mendapat perhatian baik dari masyarakat dan pemerintah untuk mendukung kampanyenya tersebut. ***