Sang kekasih diduga telah melakukan pengancaman jika Novita tidak melakukan aborsi. Mereka pun memutuskan untuk melakukan aborsi di Kota Banyuwangi, yang berjarak ratusan kilometer dari Surabaya dengan waktu tempuh lebih dari empat jam.
Novindra menceritakan bagaimana saudari kembarnya itu membawa calon bayinya yang sudah meninggal itu pulang dari Banyuwangi ke Lumajang lalu dimakamkannya.
Baca Juga: Libur Natal dan Tahun Baru Ditiadakan, Ini Surat Edaran Resmi Kemendikbudristek
Tak sampai disitu, Novita Aji bahkan membayar semua biaya dengan uangnya sendiri tanpa bantuan dari kekasihnya, mulai dari biaya klinik aborsi hingga pemakaman.
Setelah menggugurkan kandungannya, Novita Aji mulai depresi dan stress. Ia seringkali berakting seolah menggendong bayi yang merupakan almarhum anaknya. Akibatnya, Novita harus melakukan konsultasi dengan psikiater dan mengkonsumsi obat tertentu untuk menekan depresinya.
Hingga akhirnya Novita Aji meninggal dunia setelah dinyatakan overdosis obat-obatan yang dikonsumsinya. Sebelum meninggal, Novita sempat meminta kekasihnya untuk meminta bantuan.
Baca Juga: Status Siaga, Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran Tiga Kali
Namun pria tersebut tidak membawa Novita Aji ke rumah sakit, namun justru merekam saat Novita pingsan.
Novindra menganggap lelaki tersebut tidak turut bertanggung jawab atas apa yang menimpa saudari kembarnya, bahkan dengan cepat menjalin hubungan dengan wanita lain.
Ia juga mengungkapkan jika kejadian ini sudah dilaporkan ke pihak berwenang namun tidak ada tindakan yang dilakukan selanjutnya. Novindra menyebut polisi hanya memeriksa KTP yang bersangkutan.