MALANG TERKINI - Dr. KH. Idham Chalid diabadikan dalam pecahan uang kertas 5000 rupiah yang dikeluarkan oleh negara.
Profil dan biodata KH. Idham Chalid pun ditelusuri untuk mengenal tokoh yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional tersebut.
KH. Idham Chalid dikenal sebagai ulama dan juga politikus Indonesia yang banyak berkiprah di berbagai bidang.
Pihak Kementerian Sosial (Kemensos) menyatakan telah mendapatkan izin dari keluarga KH. Idham Chalid untuk menjadikan gambar tokoh Indonesia tersebut pada pecahan mata uang.
Baca Juga: Profil 7 Pahlawan di Pecahan Uang Kertas Baru yang Diluncurkan Bank Indonesia
Irjen Kemesos Dadang Iskandar menyatakan pencantuman gambar KH. Idham Chalid merupakan bentuk penghargaan atas jasa-jasanya.
“Selain itu juga sebagai keteladanan. Karena almarhum merupakan tokoh yang sederhana dan jujur,” ungkap Dadang saat berkunjung ke kediaman keluarga KH. Idham Chalid di Jakarta pada 12 Oktober 2021, dikutip dari Kemensos.
Untuk lebih mengenal Dr. KH. Idham Chalid, berikut profil dan biodatanya yang telah dirangkum Malang Terkini.
Idham Chalid langsung duduk di kelas dua sewaktu masuk Sekolah Rakyat (SR). Sejak kecil, ia sudah dikenal sangat cerdas dan pemberani.
Pada 1922, Idham melanjutkan pendidikan ke Madrasah Ar-Rasyidiyyah. Ia tekun mempelajari bahasa Arab, bahasa Inggris, maupun ilmu pengetahuan umum.
Baca Juga: Resmi Bank Indonesia Luncurkan Uang Baru 2022: Mulai dari Pecahan Rp1.000 Hingga Rp100.000
Selanjutnya, Idham menimba ilmu di pesantren Gontor Ponorogo, Jawa Timur. Di sana ia juga memperdalam bahasa Inggris, Jepang, dan Prancis.
Seusai tamat dari pesantren Gontor pada 1943, Idham melanjutkan pendidikan ke ibu kota Jakarta.
Kefasihannya dalam berbahasa Jepang membuat kagum penjajah Dai-Nippon sehingga dalam beberapa pertemuaan dengan alim-ulama sering diminta menjadi penerjemah.
Ketika Jepang kalah perang dan Sekutu masuk Indonesia, ia bergabung ke dalam badan-badan perjuangan.
Baca Juga: 4 Arti Mimpi Menghitung Uang: Pertanda Mendatangkan Rezeki yang Tak Diduga
Idham Khalid juga turut aktif dalam Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah di kota Amuntai.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, ia bergabung dengan Persatuan Rakyat Indonesia, partai lokal, kemudian pindah ke Serikat Muslim Indonesia.
Kariernya di ormas Nahdlatul Ulama (NU) dimulai dengan aktif di Gerakan Pemuda (GP) Ansor.
Di organisasi NU, ia pernah diangkat sebagai PB Ma'arif, lalu sekretaris jenderal partai dan selanjutnya sebagai wakil ketua.
Pada Muktamar NU ke-21 tahun 1955 di Medan, Idham terpilih menjadi ketua umum PBNU ketika masih berusia 34 tahun.
Ia tercatat menjadi orang yang terlama menjabat sebagai ketua umum PBNU, yakni selama 28 tahun.
Di pemerintahan, Idham Chalid juga pernah mengemban beberapa jabatan, antara lain Ketua DPR serta Ketua DPA.
Selain itu, juga sebagai Wakil Perdana Menteri II Kabinet Ali Sastroamidjojo II, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, dan sejumlah jabatan lainnya.
Salah satu peninggalannya di bidang pendidikan adalah Universitas Nahdlatul Ulama/UNNU yang sekarang bernama Universitas Islam Nusantara.
Universitas tersebut didirikan pada 30 November 1950 bersama KH Subhan ZE, KH Achsien, Habib Utsman Al-Aydarus, KH EZ Muttaqien, dll.
Ia juga mewariskan dua yayasan pendidikan agama Islam, yaitu Darul Maarif di Jakarta Selatan dan Darul Qur'an di Cisarua-Bogor.
Pada 7 November 2011 berdasarkan Keppres Nomor 113/TK/Tahun 2011, Dr. KH. Idham Chalid dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia.
Biodata Dr. KH. Idham Chalid
Nama:
Idham Chalid
Tempat lahir:
Satui, Kalimantan Selatan
Tanggal lahir:
27 Agustus 1921
Ayah:
Muhammad Chalid
Almameter:
Universitas Al-Azhar
Profesi:
Ulama, pendakwah, politikus
Partai politik:
- Masyumi (–1955)
- Partai NU (1955–1973)
- PPP (1973–2010)
Tempat/tanggal wafat:
Jakarta, 11 Juli 2010
Makam:
Ponpes Darul Quran, Cisarua, Bogor
Demikian profil dan biodata Dr. KH. Idham Chalid, tokoh di Indonesia yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.***