Sejarah Jakarta Islamic Centre, Ternyata Bekas Panti Sosial Karya Wanita

- 21 Oktober 2022, 08:05 WIB
Sejarah Berdirinya Jakarta Islamic Centre
Sejarah Berdirinya Jakarta Islamic Centre /Tangkap layar/ islamic-center.or.id/

MALANG TERKINI - Jakarta Islamic Centre merupakan lembaga pusat pengkajian dan pengembangan Islam yang terletak di eks Lokasi Resosialisasi (Lokres).

Lokres ini beralamatkan di Kramat Tunggak, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lokres Kramat Tunggak merupakan nama dari Panti Sosial Karya Wanita Teratai Harapan Kramat Tunggak.

Luas lahan Panti Sosial Karya Wanita mencapai 109. 435 m² yang meliputi sembilan Rukun Tetangga.

Panti Sosial Karya Wanita Kramat Tunggak tidak hanya terkenal di skala nasional saja, tapi hingga Internasional.

Dikutip Malang Terkini dari situs resmi Jakarta Islamic Centre. Pada awal berdirinya yaitu pada tahun 1970-an terdapat 76 mucikari dengan 300 orang Wanita Tuna Susila (WTS).

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Masjid Istiqlal Jakarta, Masjid Terbesar di Asia Tenggara

Seiring berjalannya waktu, WTS dan germo terus bertambah dalam setiap tahunnya.

Pada tahun 1999, menjelang ditutupnya Lokres Kramat Tunggak terdapat 1.615 WTS dengan 258 mucikari. Para WTS dan mucikari ini tinggal 277 unit bangunan yang mempunyai 3.546 kamar.

Berkembang pesatnya Lokres membuat masalah baru bagi masyarakat sekitar dan citra Jakarta yang tak terpisahkan dengan kultur Betawi yang sangat mencintai Islam dalam hal peribadatan dan kebudayaan.

Dari masalah tersebut memunculkan desakan-desakan dari para ulama dan masyarakat agar Panti Sosial Karya Wanita Kramat Tunggak segera ditutup.

Baca Juga: Profil dan Biodata Aurra Kharisma, Pemeran Kiara dalam Series Bestie

Berdasarkan pada desakan-desakan tersebut membuat Dinas Sosial dan Universitas Indonesia melakukan penelitian untuk melihat sejauh mana penolakan masyarakat terhadap Panti Sosial Karya Wanita Kramat Tunggak.

Pada tahun 1997, hasil penelitian menunjukkan bahwa Panti Sosial Karya Wanita Kramat Tunggak harus segera ditutup.

Pada tahun 1998, SK Gubernur KDKI Jakarta No. 495/1998 menyatakan bahwa penutupan Panti Sosial Karya Wanita harus dilakukan selambat-lambatnya pada akhir tahun 1999.

Kemudian, pada tanggal 31 Desember 1999 Panti Sosial Karya Wanita Kramat Tunggak telah resmi ditutup melalui SK KDKI Gubernur Nomor 6485/1998.

Baca Juga: Bunda Corla Ogah Terima Endorse Meski Punya Jutaan Followers Instagram, Ratu Jreng: Saya Belum Tergiur

Akhirnya, Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan yang sebelumnya merupakan Lokasi Resosialisasi Kramat Tunggak.

Tak berhenti disana, bekas Lokres memunculkan banyak gagasan dan usulan dari masyarakat untuk mendirikan pusat perbelanjaan, perkantoran, dan lainnya.

Namun berbeda halnya dengan sang gubernur yaitu H. Sutiyoso yang memiliki pemikiran untuk mendirikan Islamic Centre.

Pada tahun 2001, Gubernur Sutiyoso mengadakan Forum Curah Gagasan bersama semua lapisan masyarakat untuk melihat seberapa besar dukungan masyarakat terhadap gagasannya.

Baca Juga: Dukung Pelaku Usaha Lokal Ciptakan Bisnis yang Tangguh, Shopee Hadirkan Kampanye 11.11 Big Sale

Pada tanggal 24 Mei 2001 dukungan tersebut semakin menguat bahkan setelah pertemuannya dengan Rektor UIN Syarif Hidayatullah yaitu Prof. Azzumardi Azra di New York pada kunjungan ke PBB pada tanggal 11 sampai 18 April 2001.

Diskusi antara masyarakat, ulama, dan praktisi dari tingkat lokal hingga Internasional terus dilakukan hingga terputuskan rencana pembangunan Jakarta Islamic Centre pada tahun 2002.

Kemudian, pada bulan Agustus 2002 dilakukan studi komparasi ke beberapa negara seperti Iran, Inggris, Perancis, dan Mesir untuk memperkuat ide pembangunan Jakarta Islamic Centre (JIC).

Akhirnya, pada tahun 2003 diadakan pembentukan organisasi dan tata kerja badan pengelola JIC berdasarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No. 99/2003.

Baca Juga: 5 Keuntungan Gaya Hidup Minimalis dan Sederhana, Nomor 3 Paling Dibutuhkan

Selanjutnya, pada bulan April 2004 badan pengelola JIC diangkat dan dilantik berdasarkan pada SK Gubernur KDKI Jakarta No. 651/2004.

Adanya Jakarta Islamic Centre diharapkan bukan hanya sekedar tempat peribadatan saja, tapi sebagai peradaban Islam yang menjadi simbol kebangkitan Islam di Dunia.***

Editor: Iksan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah