Biografi Mohammad Yamin, Pahlawan Nasional Indonesia Pelopor Sumpah Pemuda

- 27 Oktober 2022, 15:57 WIB
Biografi Mohammad Yamin: Pahlawan Nasional Indonesia Pelopor Sumpah Pemuda
Biografi Mohammad Yamin: Pahlawan Nasional Indonesia Pelopor Sumpah Pemuda /Tangkapan layar kanal YouTube Nabil Mutawakkil Qisthi

MALANG TERKINI – Sumpah Pemuda yang selalu diperingati tanggal 28 Oktober erat kaitannya dengan sang pelopor yaitu Mohammad Yamin.

Mohammad Yamin yang juga merupakan pahlawan nasional Indonesia ini yang memprakasi adanya peristiwa sumpah pemuda.

Pahlawan Nasional ini pernah tergabung dalam organisasi Jong Sumatera Bond. Karrna mengikuti organisasi ini ia juga turut serta hadir dalam kongres pemuda II.

Baca Juga: Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa: Isi Orisinil Sumpah Pemuda dan Sejarahnya

Mohammad Yamin adalah orang yang menyusun ikrar sumpah pemuda yang akhirnya dibaca pada Kongres Pemuda II.

Dalam ikrar yang dibuat oleh Mohammad Yamin, ia menetapkan bahwa bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional Indonesia dan menjadi alat pemersatu bangsa.

Mohammad Yamin yang lahir di Talawi, Sawahlunto ini merupakan putra dari Tuanku Oesman Gelar Baginda Khatib dan Siti Saadah.

Orang tuanya berasal dari Sawahlunto dan Padang Panjang. Saudara – Saudara Mohammad Yamin hampir keseluruhan merupakan seroang yang intelektual dan memliki pengaruh di masyarkat.

Saudaranya seperti Muhammad Yaman yang menjadi seorang pendidik, Mohammad Amir yang menjadi tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, dan Ramana Usman yang menjadi pelopor korps diplomatik Indonesia.

Baca Juga: Hari Ini Malam Jumat Apa 27 Oktober 2022? Cek Hari Pasaran Jawa Selengkapnya!

Pahlawan yang lahir tanggal 24 Agustus 1903 ini pernah bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Palembang.

Lalu ia melanjutkan sekolahnya di Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta. Di AMS ia banyak mempelajari sejarah purbakala dan bahasa Yunani, Latin dan Kaei.

Mohammad Yamin pada awalnya berniat setelah dari AMS, ia akan melanjutkan studi di Leiden, Belanda.

Namun karna ayahnya meninggal dini, niat itu diurungkan dan kemudian ia melanjutkan kuliah di Rechtshoogeschool te Batavia atau Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta.yang saat ini dikenal sebagai Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia lulus kuliah pada tahun 1932.

Setelah lulus kuliah, karir pelopor sumpah pemuda ini diawali pada 1922 dengan menjadi seorang penulis.

Baca Juga: Pedoman Susunan Acara dalam Upacara Bendera Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022 di Sekolah SD hingga SMA

Tulisan pertamanya ia tulis menggunakan bahasa melayu dan diterbitkan dalam jurnal Jong Sumatra.

Selanjutnya, pria yang sering disebut Moh. Yamin ini mencoba menjadi penulis puisi. Puisi pertama yang ia buat berjudul Tanah Air.

Puisi ini merupakan puisi modern yang pertama kali diterbitkan sehingga pahlawan nasional ini dikenal sebagai perintis puisi modern Indonesia.

Lalu Moh. Yamin membuat kumpulan puisi ke dua yang berjudul Tumpah Darahku pada 28 Oktober 1928.

Puisi Tumpah Darahku ini menjadi hal penting dari terciptanya awal pemikiran terkait sumpah pemuda yaitu janji satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.

Tidak hanya puisi yang ia buat, Pahlawan kebanggaan para pemuda ini juga memilki karya dalam bentuk drama yang berjudu; Ken Arok dan Ken Dedes.

Baca Juga: Biodata dan Profil Lengkap Tatjana Saphira, Pemeran Dinda dalam Film Horor Perempuan Bergaun Merah

Moh. Yamin banyak membuat karya, dari esai, puisi, novel sejarah, dan terjemahan. Ia juga pernah menerjemahkan beberapa buku yaitu karya William Shakespeare (drama Julius Caesar) dan Rabindranath Tagore.

Awal 1930-an, Yamin aktif sebagai jurnalis dengan bergabung pada redaksi surat kabar Panorama. Ia bekerja bersama Liem Koen Hian, Sanusi Pane dan Amir Sjarifuddin.

Lalu pada 1936, dengan rekan yang sama ia memulai membuat surat kabar lain berjudul kebangoenan yang diterbitkan oleh Siang Po Printing Press milik Phoa Liong Gie. Surat kabar ini bertahan hingga 1941.

Selain menjadi penulis dan jurnalis, Moh. Yamin juga mencoba dunia politik. Karir politik ini dimulai sejak menjadi mahasiswa di Jakarta dengan bergabung pada organisiasi Jong Sumatra Bond.

Dalam organisasi ini, Yamin Menyusun ikrar sumpah pemuda dan mendesak agar bahasa Indonesia dijadikan bahasa nasional dan alat persatuan.

Baca Juga: Puisi Hari Sumpah Pemuda Dua Bait untuk Memperingati HSP Ke-94 Tahun 2022

Setelah lulus sebagai sarjana hukum, ia pernah bekerja di bidang hukum pada 1942. Yamin juga bergabung menjadi anggota Partindo.

Setelah Partindo bubar, Ia lalu mendirikan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) bersama Adenan Kapau Gani dan Amir Sjarifoeddin.

Moh Yamin juga pernah terpilih sebagai anggota Volksraad pada tahun 1939. Tahun 1942-1945, Yamin pernah bertugas di organisasi nasionalis yang didukung pemerintah Jepang yang disebut Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA).

Tahun 1945, Moh. Yamin dipercaya menjadi anggota BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Dalam BPUPKI, Ia sering menyuarakan terkait hak asasi manusia supaya dimasukkan ke dalam konstitusi negara.

Selain itu, Yamin mengusulkan agar wilayah Indonesia pasca-kemerdekaan, termasuk daerah Sarawak, Sabah, Semenanjung Malaya, Timor Portugis, serta semua wilayah Hindia Belanda.

Setelah kemerdekaan Indonesia dan terpilihnya Soekarno sebagai presiden, Yamin ditunjuk untuk menjabat beberapa jabatan penting dalam pemerintahannya.

Baca Juga: Biodata Andina Julie Miss Grand Indonesia 2022, Ini Profil Lengkap dengan Asal, Umur, dan Pendidikan

Jabatan yang pernah pahlawan nasional ini dapatkan ialah menjadi anggota DPR sejak 1950, menjadi mentri kehakiman 1951-1952, Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan tahun 1953–1955.

Lalu berlanjut menjadi Menteri Urusan Sosial dan Budaya 1959-1960, Ketua Dewan Perancang Nasional tahun 1962, dan Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara pada 1961–1962.

Dalam hal politik, Moh. Yamin juga pernah melakukan hal yang sempat menjadi kontroversi, seperti saat menjabat sebagai Menteri Kehakiman, ia membebaskan 950 tahanan politik yang dipenjara tanpa proses pengadilan dan juga grasi maupun remisi.

Tahana tersebut dicap komunis atau sosialis. Atas keputusannya itu, ia sempat dikritik banyak anggota DPR.

Namun Yamin berani bertanggung jawab atas pilihan tersebut. Selain itu, saat menjadi Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan, ia banyak mendorong pendirian universitas.

Baca Juga: Kumpulan Doa Beraktivitas Sehari-hari Arab, Latin dan Terjemahan: dari Doa Bangun tidur Sampai Masuk Rumah

Yamin meminta banyaknya pendirian universitas negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Perguruan tinggi yang pernah ia dirikan ialah Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat dan Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Jawa Barat.

Moh. Yamin menikah dengan Raden Ajeng Siti Sundari pada tahun 1937. Sang istri merupakan seorang putri bangsawan dari Kadilangu, Demak Jawa Tengah.

Dari pernikahan tersebut, ia dikaruniai satu anak laki-laki bernama Dang Rahadian Sinayangsih Yamin.

Sang anak menikah pada tahun 1969 dengan Gusti Raden Ayu Retno Satuti yang merupakan putri tertua dari mangkunegoro VIII.

Baca Juga: Profil Rishi Sunak, PM Inggris dan Biodata Lengkapnya termasuk Sumber Kekayaan, dan Pendidikan

Moh. Yamin wafat pada tanggal 17 Oktober 1962. Ia meninggal saat menjabat sebagai Menteri penerangan. Ia wafat saat di Jakarta dan dimakamkan di desa Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.

Setelah kematiannya itu, satu tahun kemudian yamin ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia karna sering memberikan ide penting yang berkontribusi pada kebangkitan politik dan kebanggaan nasional di Indonesia.

Moh. Yamin juga mendominasi sejarah politik dan budaya Indonesia modern. Selain itu, Pahlawan nasional ini mendapat tiga penghargaan yaitu Bintang Mahaputra RI.

Selain itu mendapat penghargaan dari Corps Polisi Militer sebagai pencipta lambing gajah mada dan panca darma corps.

Dan yang terakhir mendapat penghargaan dari panglima kostrad atas jasanya menciptakan pataka komando cadangan strategis Angkatan darat. 

Baca Juga: Profil dan Biodata Muhammad Yamin Seorang Sastrawan yang Berperan dalam Kemerdekaan Indonesia

Biodata Mohammad Yamin

Nama Lengkap: Prof. Mohammad Yamin, S.H.
Nama Panggilan: Mohammad Yamin atau Yamin
Tempat Lahir: Sawahlunto, Sumatera Barat
Tanggal Lahir: 24 Agustus 1903
Meninggal: Jakarta, 17 Oktober 1962
Agama: Islam
Kewarganegaraan: Indonesia

Nama Orang Tua: Tuanku Oesman Gelar Baginda Khatib (Ayah), Siti Saadah (Ibu)
Nama Istri: Raden Ajeng Siti Sundari
Nama Anak: Dang Rahadian Sinayangsih Yamin 

Pendidikan:
- Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Palembang
- Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta
- Rechtshoogeschool te Batavia / Fakultas Hukum Universitas Indonesia (Jakarta)

Profesi: Sastrawan, Sejarawan, Budayawan, Politikus, Ahli Hukum

Jabatan:

- Anggota DPR (1950)
- Menteri Kehakiman (1951)
- Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1953–1955)
- Ketua Dewan Perancangan Nasional (1958–1963)
- Menteri Sosial dan Kebudayaan (1959–1960)
- Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961–1962)
- Menteri Penerangan (1962–1963)

Karya – Karya:

- Puisi : Indonesia, Tumpah Darahku
- Drama : Ken Arok dan Ken Dedes, Kalau Dewa Tara Sudah Berkata.
- Sejarah : Gadjah Mada, Sejarah Pangerah Dipenogoro.
- Terjemahan : Julius Caesar karya Shakspeare, Menantikan Surat dari Raja, Di Dalam dan di Luar Lingkungan Rumah Tangga, Tan Malaka.

Itulah biografi Mohammad Yamin, Sastrawan, Sejarawan, Budayawan, Politikus, Ahli Hukum sekaligus pahlawan nasional Indonesia yang menjadi pelopor sumpah pemuda. ***

Editor: Gilang Rafiqa Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah