Semenjak diterbitkannya Dekrit Presiden Soekarno 5 Juli 1959 akhirnya Lembaga Negara tersebut dibubarkan.
Protes keras disampaikan Bung Tomo kepada Soekarno, akibatnya sampai ke meja pengadilan. Semenjak itu Bung Tomo menarik diri dari dunia politik dan pemerintahan secara perlahan.
Karier Militer
Bung Tomo tercatat sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan memimpin Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI) sejak 12 Oktober 1945.
Setelah pertempuran Surabaya 10 November 1945, beliau sering terlibat berbagai bentrokan dengan tentara Sekutu yang mendukung Belanda melalui kontak senjata maupun pertentangan diplomasi.
Masa-masa itu disebut dengan Revolusi Nasional Indonesia yang berlangsung dari tahun 1945 sampai dengan 1949.
Pekerjaan
Bung Tomo juga dikenal sebagai seorang Jurnalis sebagai wartawan lepas dan penyiar radio yang dijadikan pekerjaan kesehariannya.
Tercatat pernah bekerja sebagai jurnalis lepas untuk harian Ekspres, Soeara Oemoem, Poestaka Timur, dan Pembela Rakyat.
Kontroversi