Network
Pada 1821, sang ayah bermaksud melaksanakan ibadah Haji dan menuntut ilmu Fiqih dan Bahasa bersama Raja Ali yang berusia 13 tahun dan beberapa kerabatnya.
Sebelum berangkat ke Tanah Suci, Raja Ahmad beserta rombongan bertolak dulu ke daerah Jawa untuk berniaga.
Selama perjalanan ke tanah Jawa, Raja Ali banyak bertemu ulama guna memperdalam ilmu agama Islam terutama fiqih.
Selain itu, ia juga banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan dari pergaulannya dengan sarjana-sarjana kebudayaan Belanda.
Setelah kembali ke Riau, ia yang telah banyak belajar ilmu fiqih maupun bahasa Arab menjalani waktu demi waktu untuk mempelajari dan menulis buku.
Baca Juga: Jam Berapa Gerhana Bulan Total 8 November 2022? Ini Jawaban dan Dampak yang Terjadi
Semasa hidupnya, Raja Ali Haji telah menghasilkan berbagai karya tulis, di antaranya "Gurindam Dua Belas", "Tuhfat al-Nafis", "Silsilah Melayu dan Bugis".
Selain itu, "Bustan al-Kathibin", "Kitab Pengetahuan Bahasa (tidak selesai), "Intizam Waza'if al-Malik", serta "Thamarat al-Mahammah".
Raja Ali Haji ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah RI pada 5 November 2004.
Biodata Raja Ali Haji
